Thursday 17 August 2017

Forex ซื้อขาย ฮาลาล atau haram


Seperti หยาง telah diajar โอ Junjungan Mulia Rasulullah SAW, เซมบีลันต่อ sepuluh Rezeki itu datangnya Dari perniagaan. Forex merupakan satu daripada cabang Perniagaan หยาง Boleh diceburi แดน yakinlah Perniagaan แลกเปลี่ยน INI adalah ฮาลาล Namun Begitu ada beberapa syarat หยาง Perlu dipatuhi โอ TRADER Supaya tidak terjerumus dalam Perniagaan RIBA. SYARAT-SYARAT FOREX YANG DIBENARKAN. Benar, memang FOREX matawang adalah diharuskan, tetapi keharusannya tertakluk kepada sejauh มานา ia menurut garis panduan หยาง dikeluarkan dari สุนัต Nabi yang sohih Iaitu. Dalam menukar wang dengan wang, บิบิมาอัลเท่อร์มิสแบงก์กิ้งหยางแดง iaitu Ditukar serah และ terima dalam waktu yang sama ia disebut dalam hadis sebagai yadan bi yadin Dalam bahasa Inggerisnya adalah ในจุดพื้นฐาน Ia datang had hadis..Ertinya Emas dengan Emas ditukar atau diniagakan perak dengan perak, gandum gandum gandum, tamar dengan tamar, garam dengan garam mastilah sammy timbangan dan sukatannya, และ ditukar secra terus pada สถานที่เกิดเหตุและเขตการปกครองของประเทศอินเดีย, เมืองท่าที่ดีที่สุดในภาคใต้ของเมือง Riwayat มุสลิมไม่มี 4039 ไม่มี hadith 11 9.FOREX dalam matawang หยาง tidak menjaga syarat ini มี menjadi Riba Nasiah Ini kerana kebanyakan FOREX หยาง dijalankan โดยสถาบันวิจัยหลักทรัพย์ส่งต่อ FOREX atau Forex yang menggunakan มูลค่าไปข้างหน้า nilai masa hadapan yang mempunyai tergolong dalam Riba Nasya Forex หยาง menggunakan Nilai ไปข้างหน้า INI sememangnya diketahui mampu menghasilkan อันตังหยาง Lebih berbanding จุด dalam kebanyakan keadaan Jika tepat penggunaannya. Mestilah terdapat Serah terima atau disebut qabadh dalam อิสลาม secara benar hakiki atau hukmi Pada Waktu หยาง sama. Sila Tonton วิดีโอคลิป ceramah Ust ฮีเจซาฮารุดดิน Hj อับดุลเราะห์มาน mengenai hukum forex. HUKUM FOREX ดาลัม ISLAM. Forex menurut อิสลามอัลฟาทอะวอร์ดแลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศแลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศเกี่ยวกับโฟลเดอร์แลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศโดย Valas Valuta Asing, การลงทุนในช่วงฤดูใบไม้ผลิของปีที่ผ่านมาโดยเฉพาะอย่างยิ่งในช่วงต้นของการลงทุนในตลาดการเงินในต่างประเทศโดยไม่คำนึงถึงอัตราแลกเปลี่ยน Bahkan, sebagian besar masyarakat sudah banyak หยาง menggilai Bisnis forex. Meski demikian, penawaran Kaya mendadak tidak Serta Merta berlaku Bagi semua pelaku Bisnis atau พาณิช forex Hanya mereka หยาง Pandai Bisnis menjalankan Inilah หยาง mampu mewujudkannya, sedangkan mereka หยาง ceroboh bukan Mustahil akan MISKIN seketika Sekilas penawaran Seperti INI terlihat Seperti aktivitas หยาง Untung-untungan Namun, Jika ditelusuri Lebih jauh, Bisnis แลกเปลี่ยน tidaklah demikian. Forex Menurut อิสลามฮาลาล atau Tidak. Untuk Lebih memperjelas hukum แลกเปลี่ยน menurut อิสลาม berikut INI akan disampaikan pembahasan หยาง mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan kepada Siapa saja หยาง memerlukan ข้อมูลข้อมูล seputar หน้านี้ถูกแปลโดยซอฟต์แวร์เครื่องแปลภาษาคลิกที่นี่เพื่อรับภาษาอังกฤษคุณอาจสนใจในสกุลเงินของประเทศอื่น ๆ ในประเทศอิสลาม yang kontemporer Hukumnya bersifat ijtihadiyyah yang masuk dalam ranah hukum fi ma la nasha fih tidak memiliki อ้างอิง hukum yang maki Maka dari itu, ทักทาย dapat mengelompokkannya ke dalam bisnis yum diperbolehkan atau dilarang menurut islam, perlu ada usaha yang lebee cermat, terutama dalam melihat เขตข้อมูลและ mekanisme forex. Syariat Islam telah อัลลอฮ์ SWT turunkan sebagai tuntunan hidup หยาง mengakomodir kebutuhan Manusia sesuai dengan kekinian อัลกุรอานแดน HADITS menyempurnakannya dengan mengetengahkan Norma Bisnis Umum แดน prinsif-prinsipnya หยาง tidak Boleh dilanggar Prinsip Umum ซื้อขายแลกเปลี่ยน disamakan dengan jual Beli Emas atau Perak Seperti หยาง berlaku Pada Masa Rasulullah, yakni harus dilakukan dengan kontan ata u tunai naqdan agar bebas dari transaksi ribawi riba fadhl. Hadis Rasulullah สมาชิกคนอื่น ๆ ที่เข้ามาในชีวิตของพวกเขาโดยลำพังโดยเฉพาะอย่างยิ่งในช่วงระยะเวลาที่ยาวนานของพวกเขา Ribawi. Salda Rasulullah เห็น Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, bari dengan barli, sya ir dengan sya ir jenis gandum, kurma dengan kurma, และ garam dengan garam, dalam hal sejenis dan sausar secara kontan yadan biyadin naqdan maka apabila berbeda jenisnya, juallah sekehendak kalian denaran secar kontan HR Muslim. Bisnis โฟเร็กฮอนด้า berdasar pada hadis yang disebutkan di atas, dalam kitab al-Ijma, hal 58-59, อิบันมูฮัมหมัดเด็ดขาดเพื่อการค้าขาย forex menurut มุสลิม Menurutnya, bisnis forex sama dengan pertukaran emas และ perak, yang dalam terminologi fiqih dikenal dengan sharf yang keabsahannya telah disepakati para ulama Dengan demikian, emas โดยเฉพาะอย่างยิ่งเมื่อมีการระบุไว้ Rupiah IDR a Rupiah IDR a tau Dolar kepada ดอลลาร์สหรัฐดอลลาร์สหรัฐ kecuali nilainya setara atau sama jika hal ini dilakukan dikhawatirkan akun muncul potensi riba fadhl sebagaamana ยาง dalam hadits di atas. Namun, ketika jenisnya berbeda, seperti รูเปียห์ ditukarkan ke Dolar atau sebaliknya, มัน maka dapat dilakukan sesuai dengan harga อัตราดอกเบี้ยในตลาด Pasar หยาง berlaku Saat itu แดน Harus kontan ในจุด taqabudh Fi li berdasarkan kelaziman Pasar taqabudh hukmi Perkara kontan แดนทุน, sebagaimana dikemukakan Ibnu Qudamah dalam Kitab อัล Mughni, didasarkan Pada kelaziman Pasar หยาง berlaku, termasuk Ketika penyelesaiannya นิคม Harus melewati beberapa แยม Karena Harus melewati PROSES transaksi Adapun harga pertukarannya didasarkan atas kesepakatan penjual แดน pembeli Serta sesuai dengan ตลาด rate. Berdasarkan pembahasan Tadi, fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 28 DSN-MUI III 2002 tentang Kegiatan Transaksi Jual Beli-Valas Pada prinsipnya dibolehkan, asalkan memenuhi ketentuan sebagai berikut. Tidak for spekulas i untung-untungan. Ada kebutuhan transaksi atau vuk berjaga-jaga simpanan. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama และ secara tunai attaqabudh dan. Apabila berlainan jenis maka haru dilakukan dengan nilai tukar kurs yang berlaku pada sa transaksi dilakukan and secara. เกี่ยวกับผู้ดูแลระบบ tunai. Jenis transaksi Forex. Adapun ketentuan mengenai hukum Jenis-Jenis transaksi Valas, fatwa dalam dijelaskan tersebut sebagai berikut. Transaksi จุด hukumnya Boleh Karena penyelesaiannya รั้ว lambat dua Hari setelah transaksi dilakukan Waktu dua Hari dianggap sebagai Waktu Untuk menyelesaikan PROSES transaksi internasional. Transaksi ไปข้างหน้า hukumnya tidak Boleh Karena transaksi INI dilaksanakan berdasarkan harga sekarang, namun pemberlakuannya Untuk มาสะหยาง Akan ต้อนรับ, Antara dua Hari sampai satu Tahun เคเดแพน Akan tetapi hukumnya menjadi Boleh Ketika Dari Awal sudah dilakukan dalam bentuk ไปข้างหน้าข้อตกลง Untuk kebutuhan หยาง tidak bisa dihindari Lil hajah Transaksi Swa พี hukumnya tidak Boleh Karena didalamnya mengandung unsur spekulasi maisir. Transaksi ตัวเลือก hukumnya tidak Boleh Karena didalamnya mengandung unsur spekulasi maisir. Hukum Forex ซื้อขาย Menurut MUI ฮาลาล atau Haram Mengingat banyaknya หยาง mempertanyakan APA hukum ซื้อขายแลกเปลี่ยน menurutIslam meski sudah banyak dikupas maka berikut INI Saya เผยแพร่ Artikel จากวันที่ Gainscope tentang FATWA MUI TENTANG TRADING FOREX Di luar sana berkembang juga pendapat yang bersebarangan dengan fatwa MUI ini di mana mereka tetap berpendirian pada bahwa trading forex adalah HARAM ระบุว่าอาร์เจนติน่าระบุว่าเป็นประเทศที่มีการเติบโตขึ้นอย่างรวดเร็วในขณะที่ Anda Selamat membaca. Fatwa MUI Tantang Jual Beli Mata Uang อัล SHARF Pertanyaan หยาง Pasti Ditanyakan โดยผู้ประกอบการค้าในอินโดนีเซีย 1 Apakah Trading Forex Haram.2 Apakah Trading Forex Halal.3 Apakah Trading Forex การซื้อขายแลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศโดย Agama Islam.4 Apakah Trading Swap itu. Mari kita bahas dengan artikel yang pertama. Forex Dalam Hukum Islam. Dalam bukunya ศาสตราจารย์ดร Masjfuk ซูห์ดิหยาง berjudul MASAIL FIQHIYAH Kapita Selecta Hukum อิสลาม diperoleh bahwa โฟ Perdagangan Valas diperbolehkan dalam hukum islam. Perdagangan valuta asing Timbul Karena adanya Perdagangan Barang Barang-kebutuhan komoditi antar Negara หยาง bersifat Internasional Perdagangan Ekspor-Impor INI tentu memerlukan alat Bayar yaitu uang หยาง masing-masing negara mempunyai ketentuan ส่งให้เพื่อนและคนอื่น ๆ ที่อยู่ใกล้เคียงกับคนอื่น ๆ negara-negara tersebut sehingga timbul PERBANDINGAN NILAI มาตา UANG antar negara. Perbandingan ได้รับการยืนยันโดย negara terkumpul dalam suatu BURSA atau PASAR yang bersifat internasional and terikat dalam suatu การดำเนินการตามกฎหมายที่เกิดขึ้นในขณะนี้ Nilai mata uang suatu negara dengan negara lainnya ini berubah berfluktuasi setap saat sesuai ปริมาณ permintaan and penawarannya Adanya permintaan and penalaran yang menimbulkan transaksi mata uang ยาง secara nyata hanyalah tukar-menukar mata uang yang b erbeda nilai. HUKUM ISLAM dalam TRANSAKSI VALAS.1 Ada Ijab-Qobul --- Ada perjanjian สมาชิกไม่ได้รับการแต่งตั้งให้เป็นผู้มีอำนาจเหนือกว่าคนอื่น ๆ และคนอื่น ๆ ที่มีความสามารถในการดำเนินการและการจ้างงานของพวกเขา melaksananan และ melakukan tindakantindakan hukum สำหรับผู้ใหญ่แดน berpikiran sehat.2 Memenuhi syarat menjadi objek transaksi jual-Beli yaitu. Suci barangnya bukan najis Dapat dimanfaatkan Dapat diserahterimakan Jelas Barang แดน harganya Dijual dibeli โอ pemiliknya sendiri atau kuasanya atas izin pemiliknya Barang sudah ยังอยู่ ditangannya Jika barangnya diperoleh dengan imbalan Perlu ditambahkan pendapat Muhammad Isa, อิสลามในอิสลาม Jangan kamu membeli ikan dalam air, karena sesungguhnya jual beli ยาง demikian itu mengandung penipuan. Hadis Ahmad bin Hambal และ Al Baihaqi จาก Ibnu Mas ud. Jual beli barang yang tidak tempat transaksi diperbolehkan dengan syarat haru diterangkan sifatsifatnya atau ciri-cirinya Kemudian jika barang sesuai dengan keterangan penjual, maka sahlah july belaiya เป็นไปได้ที่จะทำให้เกิดความเสียหายขึ้น เมื่อไหร่ที่คุณได้รับการแต่งตั้งให้เข้าร่วมการประชุมครั้งนี้เมื่อมีการเลือกตั้งประธานาธิบดีเมื่อวันที่ 19 ธันวาคม พ. ศ. 2550 เวลาที่ได้รับการแต่งตั้งให้เข้าร่วมการเลือกตั้งครั้งสุดท้ายเมื่อวันที่ 19 ธันวาคม พ. ศ. 2550 เวลาที่ได้รับการแต่งตั้งให้เข้าร่วมการเลือกตั้งครั้งแรกเมื่อพ้นกำหนดวันพฤหัสบดี ketela, kentang, ทะเลาะวิวาท, ทะเล, ทะเล, ทะเล, ทะเลทราย, ทะเล, น้ำพุ, ทะเล, น้ำพุ, ทะเล, ป่า, ทะเล, ภูเขา, ทะเล, ป่า, ทะเล, ฤดูร้อน, ฤดูร้อน, ฤดูหนาว yang telah terbungkus tertutup, seperti makanan kalengan, แก๊ส LPG, และ sebagainya, as alkam diberi ป้าย yang menerangkan isinya Vide Sabiq, op cit ครึ่ง 135 Mengenai teks kaidah hukum อิสลาม tersebut di atas, vide อัล Suyuthi, อัลอัล Ashbah wa อัลกิจการ, Mesir มุสตาฟามูฮัมหมัด, 1936 hal 55.JUAL BELI VALUTA ASING DAN SAHAM. Yang dimaksud dengan valuta asing adalah mata uang luar negeri seperi dolar Amerika, poundsterling Inggris, ringgit มาเลเซียและประเทศเซเนกัล Apabila antara negara terjadi perdagangan internasional maka tiap negara membutuhkan valuta asing โดยไม่ได้รับอนุญาตให้เดินทางไปยังประเทศอื่น ๆ ที่อยู่ติดกับอินโดนีเซีย disebut devisa ส่งตรงจากอินโดนีเซียไปยังประเทศสหรัฐอเมริกา memperoleh devisa dari hasil การส่งออก, การนำเข้าและส่งออกของอินโดนีเซีย, การส่งออก, การส่งออก, การส่งออก, การส่งออก, การขนส่ง, การส่งออก, การขนส่ง, การขนส่ง, การขนส่ง, การขนส่ง, การขนส่ง, การขนส่ง, การขนส่ง, การขนส่งทางเรือ, การขนส่งทางเรือ, การขนส่งทางเรือ, การขนส่งทางเรือ, การขนส่งทางเรือ, การจัดตารางเวลาการใช้งานที่เกิดขึ้นกับการตั้งค่า bisa berubah-ubah, tergantung pada kekuatan ekonomi negara masing-masing Pencatatan kurs uang และ transaksi jual beli valuta asing diselenggarakan di Bursa Valuta Asing AWJ Tupanno, และคณะทำงานในเมือง Jakarta, Depdikbud 1982, hal 76-77.FATWA MUI TENTANG PERDAGANGAN VALAS. Fatwa Dewan Syari ah Nasional Majelis Ulama อินโดนีเซียไม่มี 28 DSN-MUI III 2002 Tentang Jual Beli Mata Uang Al-Sharf. a Bahwa dalam sejumlah kegiatan ไม่บุญธรรม berbagai keperluan, seringkali diperlukan. transaksi jual-beli mata uang al-sharf, การเดินทางข้ามประเทศที่มีอยู่ในรัฐธรรมนูญเพื่อให้เป็นไปตามหลักศาสนาอิสลาม berbeda antara satu bentuk dengan bentuk lain. c Bahwa agar kegiatan transaksi tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran อิสลาม, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang al-Sharf ผู้ทรงได้รับการยกย่อง pedoman.1 Firman อัลลอ QS Al-Baqarah 2 275 แดนทั้งหมด ah telah menghalalkan jual beli and mengharamkan riba.2 Hadis nabi riwayat al-Baihaqi and Ibnu Majah จาก Abu Sa id al-Khudri Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan antara kedua belah pihak คนอื่น ๆ ในหมู่เกาะอิบันมาฮ,, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.3 Hadis Nabi Riwayat มุสลิมอาบู Daud, Tirmidzi, Nasa ฉัน, และอิบัน Majah, dengan teks มุสลิมจาก Ubadah bin Shamit, Nabi เห็น bersabda Juallah emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya ir dengan sya ir kurma dengan kurma และ garam dengan garam denga syarat harus sama และ sejenis secara tunai Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.4 Hadis Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa i, Abu Daud, Ibn Majah, Ahmad, from Umar bin Khattab, Nabi เห็น bersabda Jual-beli emas dengan perak adalah riba kecuali dilakukan secara tunai 5. Hadis Nabi riwayat มุสลิมจากอาบู Sa id al-Khudri, บิเห็น bersabda Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sam nilainya และ janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama nilainya and janganlah menambahkan sebagaian atas sebagian yang lain และ janganlah menjual emas และ perak tersebut yang tidak tunai denn yang tunai.6 Hadis Nabi riwayat มุสลิมกับ Bara bin Azib dan และ Zaid bin Arqam Rasulullah เห็นนายทหารผู้ทรงอำนาจแห่งราชอาณาจักรไทยได้รับมอบอำนาจให้พ้นจากตำแหน่ง 7 คน Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Aul Perdanjian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, perujian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat หยางหยาง mengharamkan atau ฮาลาล menghalalkan หยาง haram.8 Ijma Ulama Sepakat Ijma bahwa Akad อัล Sharf disyariatkan dengan syarat-syarat tertentu.1 สุราษฏร์ Dari pimpinah หน่วย Usaha Syariah ธนาคาร BNI ไม่มี UUS 2 878.2 Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari ah Nasional pada Hari Kamis, tanggal 14 Muharram 1423H 28 Maret 2 002.Dewan Syari อา Nasional Menetapkan Fatwa tentang Jual Beli MATA uang AL-SHARF. Pertama Ketentuan Umum. Transaksi jual Beli mata Uang Pada prinsipnya Boleh dengan ketentuan sebagai berikut.1 Tidak Untuk spekulasi Untung-untungan.2 Ada kebutuhan transaksi atau Untuk berjaga - Jaga simpanan.3 Apabila transaksi dilakukan terhadap mata Uang sejenis maka nilainya Harus ซามะแดนซคาร่า tunai ที่ taqabudh.4 Apabila berlainan เจนิสมากา Harus dilakukan dengan Nilai Tukar อัตราแลกเปลี่ยนหยาง berlaku Pada Saat transaksi แดนซคาร่า tunai. Kedua Jenis-Jenis transaksi เป็นผู้นำด้าน asing 1 Transaksi SPOT, yaitu transaksi pembelian and penjualan valuta asing at the penyelesaiannya palading lambat dalam jangka waktu duari hari hakumnya adalah boleh, กะโหลกศีรษะอุโมงค์, ตะกร้าปากกาหมึกซึม, ประจวบพเร้นขาด, เยื่อหุ้มสมองอักเสบ, โรคมะเร็งปากมดลูก transaksi internasional.2 Transaksi FORWARD, yaitu transaksi pembelian และ penjualan valas yang nilainya dit. ขั้นตอนต่อไปนี้เป็นช่วงเวลาที่ดีที่สุดของวันเกิดของคุณ, antara 2x24 แยม sampai dengan satu tahun Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan muwa adah และ penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waju tenybut belum tentu sam dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward ข้อตกลงการใช้งาน kebutuhan yang tidak dapat dihindari lil hajah.3 Transaksi SWAP yaitu suzukukung atau penjualan valas dengan harga จุด yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga ไปข้างหน้า Hukumnya haram, karena mengandung unsur การดำเนินการของคณะกรรมการตรวจสอบมีอยู่ 3 ประการด้วยกันคือการเลือกใช้วิธีการชำระเงินให้เป็นไปตามหลักเกณฑ์ที่กำหนดไว้ในส่วนที่เกี่ยวกับการดำเนินการดังกล่าวโดยไม่คำนึงถึงความเสียหายใด ๆ ที่เกิดขึ้นจากความเสียหายที่เกิดขึ้นในระหว่างการดำเนินการกับหน่วยงานที่เกี่ยวข้องกับการขนส่งทางอากาศและการขนส่งทางอากาศการขนส่งทางอากาศการขนส่งทางอากาศการขนส่งทางอากาศการขนส่งทางอากาศ Tanggal ditetapka n, dengan ketentuan Jika di kemudian Hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah แดน disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta. Tanggal 14 Muharram 1423 H 28 มีนาคม 2002 M. DEWAN SYARI AH NASIONAL - Majelis Ulama INDONESIA. Tulisan เลนหยาง menguatkan adalah sebagaimana ditulis โอ โมฮัมเหม็ดร Obaidullah di bawah INI tentang อิสลาม FOREX TRADING.1 พื้นฐานแลกเปลี่ยนสัญญามีมติทั่วไปในหมู่ลูกขุนอิสลามในมุมมองที่ว่าสกุลเงินของประเทศที่แตกต่างกันสามารถแลกเปลี่ยนบนพื้นฐานจุดในอัตราที่แตกต่างจากความสามัคคีคือเนื่องจากสกุลเงินที่แตกต่างกัน ประเทศเป็นหน่วยงานที่แตกต่างกันโดยมีค่าหรือมูลค่าที่แท้จริงและกำลังซื้อนอกจากนี้ยังมีข้อตกลงทั่วไปในหมู่นักวิชาการส่วนใหญ่ในมุมมองว่าการแลกเปลี่ยนสกุลเงินในรูปแบบการส่งต่อไม่ได้รับอนุญาตนั่นคือเมื่อสิทธิและหน้าที่ของ ทั้งสองฝ่ายเกี่ยวข้องกับวันที่ในอนาคตอย่างไรก็ตามมีความคิดเห็นที่แตกต่างกันในหมู่นักนิติศาสตร์เมื่อสิทธิของ ฝ่ายใดฝ่ายหนึ่งซึ่งเป็นเช่นเดียวกับข้อผูกมัดของคู่สัญญาจะเลื่อนออกไปเป็นวันที่ในอนาคตโปรดอธิบายตัวอย่างของบุคคลสองคน A และ B ที่อยู่ในสองประเทศที่แตกต่างกันอินเดียและสหรัฐฯตามลำดับ A ตั้งใจ ขายรูปีอินเดียและซื้อดอลลาร์สหรัฐการสนทนาเป็นจริงสำหรับ B อัตราแลกเปลี่ยนเงินรูปีที่ตกลงกันไว้คือ 1 20 และการทำธุรกรรมเกี่ยวข้องกับการซื้อและขาย 50 สถานการณ์แรกคือการจ่ายเงินให้ R จากจุดเริ่มต้นไปที่ B และรับการชำระเงิน ของ 50 จาก B รายการถูกตัดสินโดยจุดจากปลายทั้งสองรายการการทำธุรกรรมดังกล่าวถูกต้องและได้รับอนุญาตตามกฎหมายอิสลามไม่มีสองข้อคิดเห็นเกี่ยวกับเรื่องเดียวกันความเป็นไปได้ที่สองคือการชำระบัญชีของธุรกรรมจากปลายทั้งสองจะเลื่อนออกไปเป็นวันที่ในอนาคต หลังจากหกเดือนนับจากนี้ซึ่งหมายความว่าทั้ง A และ B จะทำและยอมรับการชำระเงินของ Rs 1000 หรือ 50 แล้วแต่กรณีหลังจากหกเดือนมุมมองที่เด่นชัดคือสัญญาดังกล่าวไม่ได้รับอนุญาตตามหลักศาสนาอิสลาม สถานการณ์สมมติที่สามคือการทำธุรกรรมบางส่วนถูกตัดสินจากปลายด้านหนึ่งเท่านั้นตัวอย่างเช่น A จ่ายเงินให้ Rs1000 ในขณะนี้ไปยัง B แทนสัญญาโดย B เพื่อจ่ายเงินให้กับเขาหลังจากหกเดือนหรืออีกวิธีหนึ่งคือ A ยอมรับ 50 จาก B และสัญญาว่าจะจ่าย Rs 1000 ให้เขาหลังจากหกเดือนมีมุมมองตรงกันข้ามกับความยินยอมของสัญญาดังกล่าวซึ่งเป็นจำนวนเงินใน Salai Salam วัตถุประสงค์ของบทความนี้คือเพื่อนำเสนอการวิเคราะห์ที่ครอบคลุมของอาร์กิวเมนต์ต่างๆใน การสนับสนุนและการอนุญาตของสัญญาขั้นพื้นฐานเหล่านี้ที่เกี่ยวข้องกับสกุลเงินรูปแบบแรกของการทำสัญญาเกี่ยวกับการแลกเปลี่ยน countervalues ​​ในจุดที่อยู่นอกเหนือการโต้เถียงใด ๆ ที่อนุญาตหรืออย่างอื่นของประเภทที่สองของสัญญาซึ่งการส่งมอบหนึ่งใน countervalues ​​จะถูกเลื่อนออกไป วันที่ในอนาคตโดยทั่วไปจะถูกกล่าวถึงในกรอบของข้อห้าม riba ดังนั้นเราจะพูดถึงรายละเอียดในสัญญาฉบับนี้ในส่วนที่ 2 เกี่ยวกับปัญญา h ปัญหาเรื่องการห้าม riba การยินยอมให้สัญญาฉบับที่สามซึ่งส่งมอบทั้ง countervalues ​​ถูกเลื่อนออกไปโดยทั่วไปจะถูกกล่าวถึงภายใต้กรอบการลดความเสี่ยงและความไม่แน่นอนหรือ gharar ที่เกี่ยวข้องกับสัญญาดังกล่าวดังนั้นจึงเป็นประเด็นสำคัญของ ส่วนที่ 3 ที่เกี่ยวข้องกับปัญหาของ gharar ส่วนที่ 4 พยายามที่มุมมองแบบองค์รวมของอิสลามเกี่ยวข้องกับปัญหาที่เป็นความสำคัญทางเศรษฐกิจของรูปแบบพื้นฐานของการทำสัญญาในตลาดสกุลเงิน 2 ปัญหาของ Riba ห้ามความแตกต่างของ views1 เกี่ยวกับการอนุญาตหรือมิฉะนั้น ของสัญญาแลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศสามารถตรวจสอบได้ส่วนใหญ่เป็นปัญหาของ riba prohibiting ความจำเป็นในการกำจัด riba ในทุกรูปแบบของสัญญาแลกเปลี่ยนมีความสำคัญสูงสุด Riba ในบริบทของอิสลามโดยทั่วไปกำหนด2เป็นกำไรที่ผิดกฎหมายมาจากความไม่เสมอภาคเชิงปริมาณของ countervalues ​​ในการทำธุรกรรมใด ๆ ที่มีผลต่อการแลกเปลี่ยนของสองชนิดหรือมากกว่า anwa ซึ่งเป็นของ s jins สกุล AME และถูกควบคุมโดยสาเหตุ Illa มีประสิทธิภาพเดียวกัน Riba ทั่วไปจำแนกออกเป็น Riba ผัดผ่อนอัล nasia อัล fadl ส่วนเกินและ Riba ซึ่งแสดงถึงข้อได้เปรียบที่ไม่ชอบด้วยกฎหมายโดยวิธีการของส่วนเกินหรือผัดผ่อนตามลำดับห้ามของอดีตจะทำได้โดยระบุว่า อัตราแลกเปลี่ยนระหว่างวัตถุมีความสามัคคีและไม่ได้รับอนุญาตให้คู่สัญญาฝ่ายใดฝ่ายหนึ่งต้องห้ามการริบทรัพย์สินโดยไม่คิดค่าผ่อนผันและทำให้มั่นใจได้ว่าการทำธุรกรรมดังกล่าวเป็นไปตามเป้าหมายโดยคู่สัญญาทั้งสองฝ่ายรูปแบบอื่นของ riba เรียกว่า riba al. - jahiliyya หรือก่อน riba อิสลามซึ่งพื้นผิวเมื่อผู้ให้กู้ขอให้ผู้กู้ในวันที่ครบกําหนดถ้าหลังจะชำระหนี้หรือเพิ่มขึ้นเดียวกันจะมาพร้อมกับการเรียกเก็บดอกเบี้ยจากจำนวนเงินที่ยืมครั้งแรกข้อห้ามของ riba ในการแลกเปลี่ยน สกุลเงินของประเทศที่แตกต่างกันต้องใช้กระบวนการของความคล้ายคลึงกัน qiyas และในการออกกำลังกายใด ๆ ที่เกี่ยวข้องกับการเปรียบเทียบ qiyas สาเหตุที่มีประสิทธิภาพ illa pla ys บทบาทที่สำคัญอย่างยิ่งมันเป็นสาเหตุทั่วไปที่มีประสิทธิภาพ illa ซึ่งเชื่อมต่อวัตถุของการเปรียบเทียบกับเรื่องในการออกกำลังกายของเหตุผลเชิงเปรียบเทียบเหตุผลที่มีประสิทธิภาพเหมาะสม illa ในกรณีของสัญญาแลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศได้รับการกำหนดอย่างหลากหลายโดยโรงเรียนที่สำคัญของ Fiqh ความแตกต่างนี้สะท้อนให้เห็นในเหตุผลที่เหมือนกันสำหรับสกุลเงินกระดาษที่เป็นของประเทศที่แตกต่างกันคำถามเกี่ยวกับความสำคัญอย่างมากในกระบวนการของการให้เหตุผลที่คล้ายคลึงกันนั้นเกี่ยวข้องกับการเปรียบเทียบระหว่างสกุลเงินที่เป็นกระดาษกับทองคำและเงินในยุคแรก ๆ ของศาสนาอิสลามทองและเงินมีผลทั้งหมด หน้าที่ของเงินกัมเปนทองคำและเงินมีควอนตัมที่เป็นที่รู้จักของทองคำหรือเงินที่มีอยู่ในนั้นสกุลเงินดังกล่าวได้รับการอธิบายว่า thaman haqiqi หรือ naqdain in Fiqh literature สิ่งเหล่านี้เป็นที่ยอมรับกันทั่วไปว่าเป็นวิธีการแลกเปลี่ยนหลัก ก้อนใหญ่ของการทำธุรกรรมสินค้าอื่น ๆ อีกเช่นโลหะด้อยกว่าต่างๆ al เพื่อเป็นเครื่องมือในการแลกเปลี่ยน แต่มีข้อ จำกัด ในการยอมรับเหล่านี้ถูกอธิบายว่าเป็น fals ในวรรณคดี Fiqh เหล่านี้เรียกอีกอย่างว่า thaman istalahi เพราะความจริงที่ว่าการยอมรับของพวกเขาไม่ได้มาจากคุณค่าที่แท้จริงของพวกเขา แต่เนื่องจากสถานะที่สอดคล้องกับสังคมในช่วง ระยะเวลาที่กำหนดรูปแบบสกุลเงินสองรูปแบบดังกล่าวได้รับการปฏิบัติอย่างแตกต่างกันโดยนักนิติศาสตร์ชาวอิสลามในยุคแรกจากมุมมองของข้อตกลงในการอนุญาตที่เกี่ยวข้องกับปัญหาเหล่านี้ปัญหาที่ต้องแก้ไขคืออายุปัจจุบันของสกุลเงินกระดาษที่ตกอยู่ภายใต้หมวดหมู่เดิมหรือ หลังหนึ่งมุมมองก็คือว่าควรจะปฏิบัติตามข้อตกลงกับทองหล่อหรือทองคำเพราะนี่เป็นหลักในการแลกเปลี่ยนและหน่วยบัญชีเช่นหลังดังนั้นด้วยเหตุผลที่คล้ายคลึงกันทั้งหมดที่เกี่ยวกับศาสนาอิสลามที่เกี่ยวข้องกับบรรทัดฐานและคำสั่งที่ใช้บังคับ เพื่อ thaman haqiqi ควรใช้กับสกุลเงินของกระดาษตลาดหลักทรัพย์ของ thaman haqiqi เรียกว่า bai-sarf และด้วยเหตุนี้การทำธุรกรรม i สกุลเงินกระดาษควรอยู่ภายใต้กฎของอิสลามที่เกี่ยวข้องกับ bai-sarf มุมมองตรงกันข้ามอ้างว่าสกุลเงินของกระดาษควรได้รับการปฏิบัติคล้ายคลึงกับเท็จหรือ thaman istalahi เพราะความจริงแล้วว่ามูลค่าของพวกเขาต่างจากมูลค่าที่แท้จริง เกิดขึ้นจากสถานะทางกฎหมายภายในประเทศหรือความสำคัญทางเศรษฐกิจโลกเช่นในกรณีของดอลลาร์สหรัฐฯเป็นต้น 2 1 การสังเคราะห์มุมมองทางเลือก (Alternative Views) 2 1 1 เหตุผลเชิงเหตุผล Qiyas สำหรับ Riba Prohibition ข้อห้ามของ riba ขึ้นอยู่กับประเพณี เพื่อสันติภาพของผู้เผยพระวจนะบริสุทธิ์จงมีแก่เขากล่าวว่า "จงขายทองคำด้วยทองคำเงินเป็นเงินข้าวสาลีสำหรับข้าวสาลีข้าวบาเลย์สำหรับข้าวบาร์เลย์วันที่สำหรับเกลือเกลือในปริมาณเท่ากัน ณ ที่นี้และเมื่อข้าวของต่างๆต่างกัน มันเหมาะกับคุณ แต่ในจุดที่ดังนั้นข้อห้ามของ riba นำไปใช้กับโลหะมีค่าสองทองและเงินและสี่สินค้าอื่น ๆ ข้าวสาลีข้าวบาร์เลย์วันที่และเกลือนอกจากนี้ยังใช้โดยการเปรียบเทียบ q iyas กับทุกสายพันธุ์ที่ถูกควบคุมโดยสาเหตุที่มีประสิทธิภาพเช่นเดียวกัน illa หรือซึ่งเป็นหนึ่งในเจเนอเรก้าของวัตถุทั้งหกที่อ้างถึงในประเพณีอย่างไรก็ตามไม่มีข้อตกลงทั่วไประหว่างโรงเรียนต่างๆของ Fiqh และแม้แต่นักวิชาการที่เป็นของเดียวกัน โรงเรียนเกี่ยวกับการกำหนดและระบุสาเหตุที่มีประสิทธิภาพของ riba สำหรับ Hanafis สาเหตุที่มีประสิทธิภาพของ Riba มีสองมิติบทความแลกเปลี่ยนเป็นของ jins ประเภทเดียวกันเหล่านี้มีน้ำหนัก wazan หรือวัดได้ kiliyya ถ้าในการแลกเปลี่ยนที่กำหนดทั้งสององค์ประกอบ สาเหตุที่มีประสิทธิภาพ illa อยู่ที่นั่นคือ countervalues ​​แลกเปลี่ยนเป็นของประเภทเดียวกัน jins และมีน้ำหนักหรือวัดได้ทั้งหมดแล้วได้รับอนุญาตไม่ได้อัตราแลกเปลี่ยนต้องเท่ากับความสามัคคีและการแลกเปลี่ยนต้องอยู่บนพื้นฐานจุด กรณีของทองและเงินทั้งสององค์ประกอบของ illa สาเหตุที่มีประสิทธิภาพเป็นความสามัคคีของ jins สกุลและความสามารถในการนี้ยังเป็นมุมมอง Hanbali ตามหนึ่ง version3 รุ่นที่แตกต่างกันคือ คล้ายกับมุมมอง Shafii และ Maliki ตามที่กล่าวไว้ด้านล่างดังนั้นเมื่อมีการแลกเปลี่ยนทองสำหรับทองหรือเงินจะถูกแลกเปลี่ยนเป็นเงินให้ทำธุรกรรมเฉพาะจุดโดยไม่มีกำไรใด ๆ ที่ได้รับอนุญาตนอกจากนี้ยังอาจเป็นไปได้ว่าในการแลกเปลี่ยนที่กำหนดหนึ่งในสององค์ประกอบ ของสาเหตุที่มีประสิทธิภาพ illa เป็นปัจจุบันและอื่น ๆ ที่ขาดอยู่ตัวอย่างเช่นถ้าบทความแลกเปลี่ยนทั้งหมดมีน้ำหนักหรือวัดได้ แต่เป็นของ jins ประเภทที่แตกต่างกันหรือถ้าบทความแลกเปลี่ยนเป็นของ jins ประเภทเดียวกัน แต่ไม่เป็นที่มีน้ำหนักและไม่สามารถวัดได้แล้วแลกเปลี่ยนกับ ได้รับในอัตราที่แตกต่างจากความสามัคคีได้รับอนุญาต แต่การแลกเปลี่ยนต้องอยู่บนพื้นฐานจุดดังนั้นเมื่อมีการแลกเปลี่ยนทองสำหรับเงินอัตราที่สามารถจะแตกต่างจากความสามัคคี แต่ไม่มีการตั้งถิ่นฐานรอการตัดบัญชีเป็นที่อนุญาตหากไม่มีองค์ประกอบทั้งสองของสาเหตุที่มีประสิทธิภาพ illa of riba มีอยู่ในการแลกเปลี่ยนที่กำหนดแล้วไม่มีคำสั่งใด ๆ สำหรับการห้ามใช้ riba การแลกเปลี่ยนสามารถทำได้โดยมีหรือไม่มีผลกำไรและทั้งในจุดหรือรอการตัดบัญชี กรณีของการแลกเปลี่ยนที่เกี่ยวข้องกับสกุลเงินกระดาษที่เป็นของประเทศที่แตกต่างกันข้อห้าม riba จะต้องค้นหาสาเหตุที่มีประสิทธิภาพสกุลเงินต่างประเทศเป็นหน่วยงานที่แตกต่างกันอย่างชัดเจนเหล่านี้เป็นที่ซื้อตามกฎหมายภายในขอบเขตทางภูมิศาสตร์ที่เฉพาะเจาะจงที่มีมูลค่าที่แท้จริงที่แตกต่างกันหรือกำลังซื้อดังนั้นส่วนใหญ่ ของนักวิชาการอาจถูกต้องยืนยันว่าไม่มีความสามัคคีของ jins สกุลนอกจากนี้เหล่านี้จะไม่ชั่งน้ำหนักและวัดผลได้นำไปสู่ข้อสรุปโดยตรงว่าไม่มีองค์ประกอบทั้งสองของสาเหตุที่มีประสิทธิภาพ illa ของ riba อยู่ในการแลกเปลี่ยนดังกล่าวดังนั้นการแลกเปลี่ยนสามารถใช้สถานที่ ปราศจากคำสั่งใด ๆ เกี่ยวกับอัตราแลกเปลี่ยนและรูปแบบของการตั้งถิ่นฐานตรรกะที่อยู่ภายใต้ตำแหน่งนี้ไม่ยากที่จะเข้าใจคุณค่าที่แท้จริงของสกุลเงินกระดาษที่เป็นของประเทศต่างๆแตกต่างกันเนื่องจากมีกำลังซื้อที่แตกต่างกันนอกจากนี้มูลค่าที่แท้จริงหรือมูลค่าของกระดาษ สกุลเงินไม่สามารถระบุหรือลา essed แตกต่างจากทองคำและเงินที่สามารถชั่งน้ำหนักดังนั้นไม่ว่าจะมีการปรากฏตัวของ riba al-fadl โดยส่วนเกินและ riba al-nasia โดยการผัดผ่อนสามารถจัดตั้งได้ Shafii โรงเรียนของ Fiqh พิจารณาเหตุผลที่มีประสิทธิภาพ illa ในกรณีของทองและเงินเพื่อ เป็นทรัพย์สินของพวกเขาเป็นสกุลเงิน Thamaniyya หรือกลางของการแลกเปลี่ยนหน่วยของบัญชีและการเก็บรักษาของมูลค่านี่คือมุมมอง Maliki ตามมุมมองฉบับหนึ่งแม้ว่ากระดาษหรือหนังจะทำสื่อกลางของการแลกเปลี่ยนและได้รับสถานะ ของสกุลเงินแล้วทุกกฎเกี่ยวกับ naqdain หรือทองและเงินนำไปใช้กับพวกเขาดังนั้นตามรุ่นนี้การแลกเปลี่ยนที่เกี่ยวข้องกับสกุลเงินของประเทศที่แตกต่างกันในอัตราที่แตกต่างจากความสามัคคีเป็นที่อนุญาต แต่ต้องตัดสินบนพื้นฐานจุดอีกรุ่นหนึ่ง ของสองโรงเรียนดังกล่าวข้างต้นคิดว่าข้างต้นอ้างเหตุผลที่มีประสิทธิภาพ illa ของการเป็นสกุลเงิน Thamaniyya เป็นเฉพาะทองและเงินและไม่สามารถทั่วไปนั่นคือวัตถุอื่น ๆ ถ้าใช้เป็นสื่อของ excha nge ไม่สามารถรวมอยู่ในหมวดหมู่ของพวกเขาได้ดังนั้นตามรุ่นนี้คำสั่งห้ามใช้กฎหมายอิสลามสำหรับข้อห้าม riba ไม่สามารถใช้ได้กับสกุลเงินของกระดาษสกุลเงินของประเทศต่างๆสามารถแลกเปลี่ยนได้โดยมีหรือไม่มีผลกำไรและทั้งที่จุดหรือจุดตัดจำหน่าย ฉบับก่อนหน้ากล่าวถึงกรณีของการแลกเปลี่ยนสกุลเงินกระดาษที่เป็นของประเทศเดียวกันในการป้องกันของรุ่นของพวกเขาความเห็นเป็นเอกฉันท์ของลูกขุนในกรณีนี้คือการแลกเปลี่ยนดังกล่าวจะต้องไม่มีกำไรใด ๆ หรือในอัตราเท่ากับความสามัคคีและต้องถูกตัดสินบน จุดพื้นฐานพื้นฐานของการตัดสินใจข้างต้นคืออะไรถ้าพิจารณา Hanafi และตำแหน่ง Hanbali รุ่นแรกแล้วในกรณีนี้มีเพียงหนึ่งมิติของ illa ที่มีประสิทธิภาพคือปัจจุบันนั่นคือพวกเขาอยู่ในสกุลเดียวกัน jins แต่สกุลเงินของกระดาษไม่สามารถชั่งน้ำหนักและไม่สามารถวัดผลได้ดังนั้นกฎหมายฮานาฟี่จึงเห็นได้ชัดว่าอนุญาตให้มีการแลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศในปริมาณที่แตกต่างกันได้ในทำนองเดียวกันหาก สาเหตุที่มีประสิทธิภาพของการเป็นสกุลเงิน Thamaniyya เป็นเฉพาะเฉพาะกับทองคำและเงินแล้วกฎหมาย Shafii และ Maliki ก็จะอนุญาตให้เหมือนกันจำเป็นที่จะพูดจำนวนนี้เพื่ออนุญาตให้กู้ยืม riba ตามและการให้กู้ยืมนี่แสดงให้เห็นว่ามันเป็นรุ่นแรกของ Shafii และ Maliki คิดว่าเป็นอุปสรรคต่อการตัดสินใจที่เป็นเอกฉันท์ของข้อห้ามในการได้รับและการตั้งถิ่นฐานรอตัดบัญชีในกรณีของการแลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศของประเทศเดียวกันตามที่ผู้เสนอให้ขยายตรรกะนี้ไปสู่การแลกเปลี่ยนเงินตราต่างประเทศจะบ่งบอกว่าการแลกเปลี่ยนนั้นมีผลกำไรหรือที่ อัตราการแตกต่างจากความสามัคคีได้รับอนุญาตเนื่องจากไม่มีความสามัคคีของ jins แต่การชำระเงินจะต้องอยู่บนพื้นฐานของจุด 2 1 2 เปรียบเทียบระหว่าง Currency Exchange กับ Bai-Sarf. Bai-sarf ถูกนิยามไว้ในวรรณคดี Fiqh ซึ่งเป็นการแลกเปลี่ยนที่เกี่ยวข้องกับ thaman haqiqi, หมายถึงทองและสีเงินซึ่งทำหน้าที่เป็นสื่อหลักของการแลกเปลี่ยนสำหรับการทำธุรกรรมที่สำคัญเกือบทั้งหมดฝ่ายของมุมมองที่แลกเปลี่ยนเงินตราของ different countries is same as bai-sarf argue that in the present age paper currencies have effectively and completely replaced gold and silver as the medium of exchange Hence, by analogy, exchange involving such currencies should be governed by the same Sharia rules and injunctions as bai-sarf It is also argued that if deferred settlement by either parties to the contract is permitted, this would open the possibilities of riba-al nasia. Opponents of categorization of currency exchange with bai-sarf however point out that the exchange of all forms of currency thaman cannot be termed as bai-sarf According to this view bai-sarf implies exchange of currencies made of gold and silver thaman haqiqi or naqdain alone and not of money pronounced as such by the state authorities thaman istalahi The present age currencies are examples of the latter kind These scholars find support in those writings which assert that if the commodities of exchange are not gold or silver, even if one of these is go ld or silver then, the exchange cannot be termed as bai-sarf Nor would the stipulations regarding bai-sarf be applicable to such exchanges According to Imam Sarakhsi4 when an individual purchases fals or coins made out of inferior metals, such as, copper thaman istalahi for dirhams thaman haqiqi and makes a spot payment of the latter, but the seller does not have fals at that moment, then such exchange is permissible taking possession of commodities exchanged by both parties is not a precondition while in case of bai-sarf, it is A number of similar references exist which indicate that jurists do not classify an exchange of fals thaman istalahi for another fals thaman istalahi or gold or silver thaman haqiqi , as bai-sarf. Hence, the exchanges of currencies of two different countries which can only qualify as thaman istalahi can not be categorized as bai-sarf Nor can the constraint regarding spot settlement be imposed on such transactions It should be noted here that the definition of ba i-sarf is provided Fiqh literature and there is no mention of the same in the holy traditions The traditions mention about riba, and the sale and purchase of gold and silver naqdain which may be a major source of riba, is described as bai-sarf by the Islamic jurists It should also be noted that in Fiqh literature, bai-sarf implies exchange of gold or silver only whether these are currently being used as medium of exchange or not Exchange involving dinars and gold ornaments, both quality as bai-sarf Various jurists have sought to clarify this point and have defined sarf as that exchange in which both the commodities exchanged are in the nature of thaman, not necessarily thaman themselves Hence, even when one of the commodities is processed gold say, ornaments , such exchange is called bai-sarf. Proponents of the view that currency exchange should be treated in a manner similar to bai-sarf also derive support from writings of eminent Islamic jurists According to Imam Ibn Taimiya anything that performs the functions of medium of exchange, unit of account, and store of value is called thaman, not necessarily limited to gold silver Similar references are available in the writings of Imam Ghazzali5 As far as the views of Imam Sarakhshi is concerned regarding exchange involving fals, according to them, some additional points need to be taken note of In the early days of Islam, dinars and dirhams made of gold and silver were mostly used as medium of exchange in all major transactions Only the minor ones were settled with fals In other words, fals did not possess the characteristics of money or thamaniyya in full and was hardly used as store of value or unit of account and was more in the nature of commodity Hence there was no restriction on purchase of the same for gold and silver on a deferred basis The present day currencies have all the features of thaman and are meant to be thaman only The exchange involving currencies of different countries is same as bai-sarf with diff erence of jins and hence, deferred settlement would lead to riba al-nasia. Dr Mohamed Nejatullah Siddiqui illustrates this possibility with an example6 He writes In a given moment in time when the market rate of exchange between dollar and rupee is 1 20, if an individual purchases 50 at the rate of 1 22 settlement of his obligation in rupees deferred to a future date , then it is highly probable that he is in fact, borrowing Rs 1000 now in lieu of a promise to repay Rs 1100 on a specified later date Since, he can obtain Rs 1000 now, exchanging the 50 purchased on credit at spot rate Thus, sarf can be converted into interest-based borrowing lending.2 1 3 Defining Thamaniyya is the Key. It appears from the above synthesis of alternative views that the key issue seems to be a correct definition of thamaniyya For instance, a fundamental question that leads to divergent positions on permissibility relates to whether thamaniyya is specific to gold and silver, or can be associated with anything that performs the functions of money We raise some issues below which may be taken into account in any exercise in reconsideration of alternative positions. It should be appreciated that thamaniyya may not be absolute and may vary in degrees It is true that paper currencies have completely replaced gold and silver as medium of exchange, unit of account and store of value In this sense, paper currencies can be said to possess thamaniyya However, this is true for domestic currencies only and may not be true for foreign currencies In other words, Indian rupees possess thamaniyya within the geographical boundaries of India only, and do not have any acceptability in US These cannot be said to possess thamaniyya in US unless a US citizen can use Indian rupees as a medium of exchange, or unit of account, or store of value In most cases such a possibility is remote This possibility is also a function of the exchange rate mechanism in place, such as, convertibility of Indian rupees into US doll ars, and whether a fixed or floating exchange rate system is in place For example, assuming free convertibility of Indian rupees into US dollars and vice versa, and a fixed exchange rate system in which the rupee-dollar exchange rate is not expected to increase or decrease in the foreseeable future, thamaniyya of rupee in US is considerably improved The example cited by Dr Nejatullah Siddiqui also appears quite robust under the circumstances Permission to exchange rupees for dollars on a deferred basis from one end, of course at a rate different from the spot rate official rate which is likely to remain fixed till the date of settlement would be a clear case of interest-based borrowing and lending However, if the assumption of fixed exchange rate is relaxed and the present system of fluctuating and volatile exchange rates is assumed to be the case, then it can be shown that the case of riba al-nasia breaks down We rewrite his example In a given moment in time when the market rate of ex change between dollar and rupee is 1 20, if an individual purchases 50 at the rate of 1 22 settlement of his obligation in rupees deferred to a future date , then it is highly probable that he is in fact, borrowing Rs 1000 now in lieu of a promise to repay Rs 1100 on a specified later date Since, he can obtain Rs 1000 now, exchanging the 50 purchased on credit at spot rate This would be so, only if the currency risk is non-existent exchange rate remains at 1 20 , or is borne by the seller of dollars buyer repays in rupees and not in dollars If the former is true, then the seller of the dollars lender receives a predetermined return of ten percent when he converts Rs1100 received on the maturity date into 55 at an exchange rate of 1 20 However, if the latter is true, then the return to the seller or the lender is not predetermined It need not even be positive For example, if the rupee-dollar exchange rate increases to 1 25, then the seller of dollar would receive only 44 Rs 1100 convert ed into dollars for his investment of 50.Here two points are worth noting First, when one assumes a fixed exchange rate regime, the distinction between currencies of different countries gets diluted The situation becomes similar to exchanging pounds with sterlings currencies belonging to the same country at a fixed rate Second, when one assumes a volatile exchange rate system, then just as one can visualize lending through the foreign currency market mechanism suggested in the above example , one can also visualize lending through any other organized market such as, for commodities or stocks If one replaces dollars for stocks in the above example, it would read as In a given moment in time when the market price of stock X is Rs 20, if an individual purchases 50 stocks at the rate of Rs 22 settlement of his obligation in rupees deferred to a future date , then it is highly probable that he is in fact, borrowing Rs 1000 now in lieu of a promise to repay Rs 1100 on a specified later date Since, he can obtain Rs 1000 now, exchanging the 50 stocks purchased on credit at current price In this case too as in the earlier example, returns to the seller of stocks may be negative if stock price rises to Rs 25 on the settlement date Hence, just as returns in the stock market or commodity market are Islamically acceptable because of the price risk, so are returns in the currency market because of fluctuations in the prices of currencies. A unique feature of thaman haqiqi or gold and silver is that the intrinsic worth of the currency is equal to its face value Thus, the question of different geographical boundaries within which a given currency, such as, dinar or dirham circulates, is completely irrelevant Gold is gold whether in country A or country B Thus, when currency of country A made of gold is exchanged for currency of country B, also made of gold, then any deviation of the exchange rate from unity or deferment of settlement by either party cannot be permitted as it would c learly involve riba al-fadl and also riba al-nasia However, when paper currencies of country A is exchanged for paper currency of country B, the case may be entirely different The price risk exchange rate risk , if positive, would eliminate any possibility of riba al-nasia in the exchange with deferred settlement However, if price risk exchange rate risk is zero, then such exchange could be a source of riba al-nasia if deferred settlement is permitted7.Another point that merits serious consideration is the possibility that certain currencies may possess thamaniyya, that is, used as a medium of exchange, unit of account, or store of value globally, within the domestic as well as foreign countries For instance, US dollar is legal tender within US it is also acceptable as a medium of exchange or unit of account for a large volume of transactions across the globe Thus, this specific currency may be said to possesses thamaniyya globally, in which case, jurists may impose the relevant injunc tions on exchanges involving this specific currency to prevent riba al-nasia The fact is that when a currency possesses thamaniyya globally, then economic units using this global currency as the medium of exchange, unit of account or store of value may not be concerned about risk arising from volatility of inter-country exchange rates At the same time, it should be recognized that a large majority of currencies do not perform the functions of money except within their national boundaries where these are legal tender. Riba and risk cannot coexist in the same contract The former connotes a possibility of returns with zero risk and cannot be earned through a market with positive price risk As has been discussed above, the possibility of riba al-fadl or riba al-nasia may arise in exchange when gold or silver function as thaman or when the exchange involves paper currencies belonging to the same country or when the exchange involves currencies of different countries following a fixed exchang e rate system The last possibility is perhaps unIslamic8 since price or exchange rate of currencies should be allowed to fluctuate freely in line with changes in demand and supply and also because prices should reflect the intrinsic worth or purchasing power of currencies The foreign currency markets of today are characterised by volatile exchange rates The gains or losses made on any transaction in currencies of different countries, are justified by the risk borne by the parties to the contract.2 1 4 Possibility of Riba with Futures and Forwards. So far, we have discussed views on the permissibility of bai salam in currencies, that is, when the obligation of only one of the parties to the exchange is deferred What are the views of scholars on deferment of obligations of both parties Typical example of such contracts are forwards and futures9 According to a large majority of scholars, this is not permissible on various grounds, the most important being the element of risk and uncertaint y gharar and the possibility of speculation of a kind which is not permissible This is discussed in section 3 However, another ground for rejecting such contracts may be riba prohibition In the preceding paragraph we have discussed that bai salam in currencies with fluctuating exchange rates can not be used to earn riba because of the presence of currency risk It is possible to demonstrate that currency risk can be hedged or reduced to zero with another forward contract transacted simultaneously And once risk is eliminated, the gain clearly would be riba. We modify and rewrite the same example In a given moment in time when the market rate of exchange between dollar and rupee is 1 20, an individual purchases 50 at the rate of 1 22 settlement of his obligation in rupees deferred to a future date , and the seller of dollars also hedges his position by entering into a forward contract to sell Rs1100 to be received on the future date at a rate of 1 20, then it is highly probable that he is in fact, borrowing Rs 1000 now in lieu of a promise to repay Rs 1100 on a specified later date Since, he can obtain Rs 1000 now, exchanging the 50 dollars purchased on credit at spot rate The seller of the dollars lender receives a predetermined return of ten percent when he converts Rs1100 received on the maturity date into 55 dollars at an exchange rate of 1 20 for his investment of 50 dollars irrespective of the market rate of exchange prevailing on the date of maturity. Another simple possible way to earn riba may even involve a spot transaction and a simultaneous forward transaction For example, the individual in the above example purchases 50 on a spot basis at the rate of 1 20 and simultaneously enters into a forward contract with the same party to sell 50 at the rate of 1 21 after one month In effect this implies that he is lending Rs1000 now to the seller of dollars for one month and earns an interest of Rs50 he receives Rs1050 after one month This is a typical buy-back or repo repurchase transaction so common in conventional banking 10 3 The Issue of Freedom from Gharar 3 1 Defining Gharar. Gharar, unlike riba, does not have a consensus definition In broad terms, it connotes risk and uncertainty It is useful to view gharar as a continuum of risk and uncertainty wherein the extreme point of zero risk is the only point that is well-defined Beyond this point, gharar becomes a variable and the gharar involved in a real life contract would lie somewhere on this continuum Beyond a point on this continuum, risk and uncertainty or gharar becomes unacceptable11 Jurists have attempted to identify such situations involving forbidden gharar A major factor that contributes to gharar is inadequate information jahl which increases uncertainty This is when the terms of exchange, such as, price, objects of exchange, time of settlement etc are not well-defined Gharar is also defined in terms of settlement risk or the uncertainty surrounding delivery of the exchanged articles. Islamic scholars have identified the conditions which make a contract uncertain to the extent that it is forbidden Each party to the contract must be clear as to the quantity, specification, price, time, and place of delivery of the contract A contract, say, to sell fish in the river involves uncertainty about the subject of exchange, about its delivery, and hence, not Islamically permissible The need to eliminate any element of uncertainty inherent in a contract is underscored by a number of traditions 12.An outcome of excessive gharar or uncertainty is that it leads to the possibility of speculation of a variety which is forbidden Speculation in its worst form, is gambling The holy Quran and the traditions of the holy prophet explicitly prohibit gains made from games of chance which involve unearned income The term used for gambling is maisir which literally means getting something too easily, getting a profit without working for it Apart from pure games of chance, the holy prophet a lso forbade actions which generated unearned incomes without much productive efforts 13.Here it may be noted that the term speculation has different connotations It always involves an attempt to predict the future outcome of an event But the process may or may not be backed by collection, analysis and interpretation of relevant information The former case is very much in conformity with Islamic rationality An Islamic economic unit is required to assume risk after making a proper assessment of risk with the help of information All business decisions involve speculation in this sense It is only in the absence of information or under conditions of excessive gharar or uncertainty that speculation is akin to a game of chance and is reprehensible.3 2 Gharar Speculation with of Futures Forwards. Considering the case of the basic exchange contracts highlighted in section 1, it may be noted that the third type of contract where settlement by both the parties is deferred to a future date is forbi dden, according to a large majority of jurists on grounds of excessive gharar Futures and forwards in currencies are examples of such contracts under which two parties become obliged to exchange currencies of two different countries at a known rate at the end of a known time period For example, individuals A and B commit to exchange US dollars and Indian rupees at the rate of 1 22 after one month If the amount involved is 50 and A is the buyer of dollars then, the obligations of A and B are to make a payments of Rs1100 and 50 respectively at the end of one month The contract is settled when both the parties honour their obligations on the future date. Traditionally, an overwhelming majority of Sharia scholars have disapproved such contracts on several grounds The prohibition applies to all such contracts where the obligations of both parties are deferred to a future date, including contracts involving exchange of currencies An important objection is that such a contract involves sale of a non-existent object or of an object not in the possession of the seller This objection is based on several traditions of the holy prophet 14 There is difference of opinion on whether the prohibition in the said traditions apply to foodstuffs, or perishable commodities or to all objects of sale There is, however, a general agreement on the view that the efficient cause illa of the prohibition of sale of an object which the seller does not own or of sale prior to taking possession is gharar, or the possible failure to deliver the goods purchased. Is this efficient cause illa present in an exchange involving future contracts in currencies of different countries In a market with full and free convertibility or no constraints on the supply of currencies, the probability of failure to deliver the same on the maturity date should be no cause for concern Further, the standardized nature of futures contracts and transparent operating procedures on the organized futures markets15 is believed t o minimize this probability Some recent scholars have opined in the light of the above that futures, in general, should be permissible According to them, the efficient cause illa , that is, the probability of failure to deliver was quite relevant in a simple, primitive and unorganized market It is no longer relevant in the organized futures markets of today16 Such contention, however, continues to be rejected by the majority of scholars They underscore the fact that futures contracts almost never involve delivery by both parties On the contrary, parties to the contract reverse the transaction and the contract is settled in price difference only For example, in the above example, if the currency exchange rate changes to 1 23 on the maturity date, the reverse transaction for individual A would mean selling 50 at the rate of 1 23 to individual B This would imply A making a gain of Rs50 the difference between Rs1150 and Rs1100 This is exactly what B would lose It may so happen that the exc hange rate would change to 1 21 in which case A would lose Rs50 which is what B would gain This obviously is a zero-sum game in which the gain of one party is exactly equal to the loss of the other This possibility of gains or losses which theoretically can touch infinity encourages economic units to speculate on the future direction of exchange rates Since exchange rates fluctuate randomly, gains and losses are random too and the game is reduced to a game of chance There is a vast body of literature on the forecastability of exchange rates and a large majority of empirical studies have provided supporting evidence on the futility of any attempt to make short-run predictions Exchange rates are volatile and remain unpredictable at least for the large majority of market participants Needless to say, any attempt to speculate in the hope of the theoretically infinite gains is, in all likelihood, a game of chance for such participants While the gains, if they materialize, are in the nature of maisir or unearned gains, the possibility of equally massive losses do indicate a possibility of default by the loser and hence, gharar.3 3 Risk Management in Volatile Markets. Hedging or risk reduction adds to planning and managerial efficiency The economic justification of futures and forwards is in term of their role as a device for hedging In the context of currency markets which are characterized by volatile rates, such contracts are believed to enable the parties to transfer and eliminate risk arising out of such fluctuations For example, modifying the earlier example, assume that individual A is an exporter from India to US who has already sold some commodities to B, the US importer and anticipates a cashflow of 50 which at the current market rate of 1 22 mean Rs 1100 to him after one month There is a possibility that US dollar may depreciate against Indian rupee during these one month, in which case A would realize less amount of rupees for his 50 if the new rate is 1 21, A w ould realize only Rs1050 Hence, A may enter into a forward or future contract to sell 50 at the rate of 1 21 5 at the end of one month and thereby, realize Rs1075 with any counterparty which, in all probability, would have diametrically opposite expectations regarding future direction of exchange rates In this case, A is able to hedge his position and at the same time, forgoes the opportunity of making a gain if his expectations do not materialize and US dollar appreciates against Indian rupee say, to 1 23 which implies that he would have realized Rs1150, and not Rs1075 which he would realize now While hedging tools always improve planning and hence, performance, it should be noted that the intention of the contracting party - whether to hedge or to speculate, can never be ascertained. It may be noted that hedging can also be accomplished with bai salam in currencies As in the above example, exporter A anticipating a cash inflow of 50 after one month and expecting a depreciation of doll ar may go for a salam sale of 50 with his obligation to pay 50 deferred by one month Since he is expecting a dollar depreciation, he may agree to sell 50 at the rate of 1 21 5 There would be an immediate cash inflow in Rs 1075 for him The question may be, why should the counterparty pay him rupees now in lieu of a promise to be repaid in dollars after one month As in the case of futures, the counterparty would do so for profit, if its expectations are diametrically opposite, that is, it expects dollar to appreciate For example, if dollar appreciates to 1 23 during the one month period, then it would receive Rs1150 for Rs 1075 it invested in the purchase of 50 Thus, while A is able to hedge its position, the counterparty is able to earn a profit on trading of currencies The difference from the earlier scenario is that the counterparty would be more restrained in trading because of the investment required, and such trading is unlikely to take the shape of rampant speculation 4 Summary Co nclusion Currency markets of today are characterized by volatile exchange rates This fact should be taken note of in any analysis of the three basic types of contracts in which the basis of distinction is the possibility of deferment of obligations to future We have attempted an assessment of these forms of contracting in terms of the overwhelming need to eliminate any possibility of riba, minimize gharar, jahl and the possibility of speculation of a kind akin to games of chance In a volatile market, the participants are exposed to currency risk and Islamic rationality requires that such risk should be minimized in the interest of efficiency if not reduced to zero. It is obvious that spot settlement of the obligations of both parties would completely prohibit riba, and gharar, and minimize the possibility of speculation However, this would also imply the absence of any technique of risk management and may involve some practical problems for the participants. At the other extreme, if the obligations of both the parties are deferred to a future date, then such contracting, in all likelihood, would open up the possibility of infinite unearned gains and losses from what may be rightly termed for the majority of participants as games of chance Of course, these would also enable the participants to manage risk through complete risk transfer to others and reduce risk to zero It is this possibility of risk reduction to zero which may enable a participant to earn riba Future is not a new form of contract Rather the justification for proscribing it is new If in a simple primitive economy, it was prevention of gharar relating to delivery of the exchanged article, in todays complex financial system and organized exchanges, it is prevention of speculation of kind which is unIslamic and which is possible under excessive gharar involved in forecasting highly volatile exchange rates Such speculation is not just a possibility, but a reality The precise motive of an economic unit enter ing into a future contract - speculation or hedging may not ascertainable regulators may monitor end use, but such regulation may not be very practical, nor effective in a free market Empirical evidence at a macro level, however, indicates the former to be the dominant motive. The second type of contracting with deferment of obligations of one of the parties to a future date falls between the two extremes While Sharia scholars have divergent views about its permissibility, our analysis reveals that there is no possibility of earning riba with this kind of contracting The requirement of spot settlement of obligations of atleast one party imposes a natural curb on speculation, though the room for speculation is greater than under the first form of contracting The requirement amounts to imposition of a hundred percent margin which, in all probability, would drive away the uninformed speculator from the market This should force the speculator to be a little more sure of his expectations by being more informed When speculation is based on information it is not only permissible, but desirable too Bai salam would also enable the participants to manage risk At the same time, the requirement of settlement from one end would dampen the tendency of many participants to seek a complete transfer of perceived risk and encourage them to make a realistic assessment of the actual risk Notes References 1 These diverse views are reflected in the papers presented at the Fourth Fiqh Seminar organized by the Islamic Fiqh Academy, India in 1991 which were subsequently published in Majalla Fiqh Islami, part 4 by the Academy The discussion on riba prohibition draws on these views.2 Nabil Saleh, Unlawful gain and Legitimate Profit in Islamic Law, Graham and Trotman, London, 1992, p 16.3 Ibn Qudama, al-Mughni, vol 4, pp 5-9.4 Shams al Din al Sarakhsi, al-Mabsut, vol 14, pp 24-25.5 Paper presented by Abdul Azim Islahi at the Fourth Fiqh Seminar organized by Islamic Fiqh Academy, India in 1991.6 Paper by Dr M N Siddiqui highlighting the issue was circulated among all leading Fiqh scholars by the Islamic Fiqh Academy, India for their views and was the main theme of deliberations during the session on Currency Exchange at the Fourth Fiqh Seminar held in 1991.7 It is contended by some that the above example may be modified to show the possibility of riba with spot settlement too In a given moment in time when the market rate of exchange between dollar and rupee is 1 20, if an individual purchases 50 at the rate of 1 22 settlement of his obligation also on a spot basis , then it amounts to the seller of dollars exchanging 50 with 55 on a spot basis Since, he can obtain Rs 1100 now, exchange them for 55 at spot rate of 1 20 Thus, spot settlement can also be a clear source of riba Does this imply that spot settlement should be proscribed too The fallacy in the above and earlier examples is that there is no single contract but multiple contracts of exchange occurring at different po ints in time true even in the above case Riba can be earned only when the spot rate of 1 20 is fixed during the time interval between the transactions This assumption is, needless to say, unrealistic and if imposed artificially, perhaps unIslamic.8 Islam envisages a free market where prices are determined by forces of demand and supply There should be no interference in the price formation process even by the regulators While price control and fixation is generally accepted as unIslamic, some scholars, such as, Ibn Taimiya do admit of its permissibility However, such permissibility is subject to the condition that price fixation is intended to combat cases of market anomalies caused by impairing the conditions of free competition If market conditions are normal, forces of demand and supply should be allowed a free play in determination of prices.9 Some Islamic scholars use the term forward to connote a salam sale However, we use this term in the conventional sense where the obligations of both parties are deferred to a future date and hence, are similar to futures in this sense The latter however, are standardized contracts and are traded on an organized Futures Exchange while the former are specific to the requirements of the buyer and seller.10 This is known as bai al inah which is considered forbidden by almost all scholars with the exception of Imam Shafii Followers of the same school, such as Al Nawawi do not consider it Islamically permissible.11 It should be noted that modern finance theories also distinguish between conditions of risk and uncertainty and assert that rational decision making is possible only under conditions of risk and not under conditions of uncertainty Conditions of risk refer to a situation where it is possible with the help of available data to estimate all possible outcomes and their corresponding probabilities, or develop the ex-ante probability distribution Under conditions of uncertainty, no such exercise is possible The definition o f gharar, Real-life situations, of course, fall somewhere in the continuum of risk and uncertainty.12 The following traditions underscore the need to avoid contracts involving uncertainty. Ibn Abbas reported that when Allah s prophet pbuh came to Medina, they were paying one and two years advance for fruits, so he said Those who pay in advance for any thing must do so for a specified weight and for a definite time. It is reported on the authority of Ibn Umar that the Messenger of Allah pbuh forbade the transaction called habal al-habala whereby a man bought a she-camel which was to be the off-spring of a she-camel and which was still in its mother s womb.13 According to a tradition reported by Abu Huraira, Allah s Messenger pbuh forbade a transaction determined by throwing stones, and the type which involves some uncertainty. The form of gambling most popular to Arabs was gambling by casting lots by means of arrows, on the principle of lottery, for division of carcass of slaughtered anima ls The carcass was divided into unequal parts and marked arrows were drawn from a bag One received a large or small share depending on the mark on the arrow drawn Obviously it was a pure game of chance.14 The holy prophet is reported to have said Do not sell what is not with you. Ibn Abbas reported that the prophet said He who buys foodstuff should not sell it until he has taken possession of it Ibn Abbas said I think it applies to all other things as well.15 The Futures Exchange performs an important function of providing a guarantee for delivery by all parties to the contract It serves as the counterparty in the exchange for both, that is, as the buyer for the sale and as the seller for the purchase.16 M Hashim Kamali Islamic Commercial Law An Analysis of Futures , The American Journal of Islamic Social Sciences, vol 13, no 2, 1996.Send Your Comments to Dr Mohammed Obaidullah, Xavier Institute of Management, Bhubaneswar 751 013, India. Jika Anda merasa tulisan di atas berguna, luangkan waktu barang 5 menit untuk menyebarkannya Terima kasih. Kemarin saya berkunjung ke rumah sahabat akrab saya, semenjak dia menikah sudah hampir 2 tahun ini tidak pernah bertemu Entah mengapa tiba-tiba kemarin saya teringat dan ingin sekali menemuinya, lalu saya putuskan untuk pergi. Sesampainya disana kita bercerita banyak, dlm percakapan tersebut saya sempat menawarkan dia untuk bergabung dengan bisnis yang saya geluti sekarang yaitu perdagangan berjangka komoditi atau salah satunya FOREX Trading. Lalu dia berkata Apakah bisnis yang kamu tawarkan itu HALAL buat saya. saya tidak mau beli uang dengan uang, klo soal Resiko Bisnis itu biasa dan ada dalam setiap usaha tambahnya lagi. Waduh dengan jawabannya saya jadi bingung PUYENG , kalo boleh jujur sebagai muslim saya juga tidak mau bergelut di bisnis yang bertentangan dengan aturan kaidah hukum agama. Dan saya menjawab Oke brooo untuk saat ini saya tidak bisa menjawab pertanyaa kamu terus terang saya tidak mau ambil resiko kalo untuk masalah ini besok saya akan kesini dan menjawab pertanyaan dari kamu, saya pelajari dulu lebih dalam. Setelah itu saya pamit pulang, ditengah perjalan dan sesampainya dirumah saya selalu berpikir saya harus mendapat kan jawabannya. Saya surfing dan bertanya ke embah GOOgle ternyata menemui artikel yang memabahas masalah tersebut Ternyata ini hanya merupakan hasil laporan seminar yg dihadiri dari kaum intelektual, pedagang berjangka komoditi, dan Ulama. Berikut isi l aporannya. SEMINAR NASIONAL PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI. DITINJAU DARI SEGI HUKUM ISLAM. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia FH-UII Yogyakarta telah mengadakan Seminar Nasional Perdagangan Berjangka Komoditi Ditinjau dari Segi Hukum Islam di Yogyakarta pada tanggal 13 September 2001.Pembicara dalam seminar tersebut adalah Drs Ridwan Kurnaen, MBA Bappebti , Drs Hasan Zein Mahmud, MBA PT BBJ , Prof Drs H Asmuni Abdurrohman MUI Pusat , Drs H Abdur Rachim IAI N SUKA Yogyakarta , Dr Syamsul Anwar, MA IAIN SUKA Yogyakarta , Prof Dr Juhaya S Praja, IAIN Bandung , Jawahir Thontowi, SH Ph D FH-UII Yogyakarta , dan Zainul Arifin, MBA Institut At-Tazkiyah Jakarta. Peserta dalam seminar tersebut sekitar 100 orang terdiri atas wakil-wakil dari Universitas IAIN dari Propinsi DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Lampung, dan Sulawesi Selatan, serta wakil-wakil dari Pondok Pesantren, Pemda DIY, dan sebagainya. Pokok-pokok pikiran serta rekomendasi dari seminar tersebut adalah sebagai berikut. Perdagangan Berjangka Komoditi sebagaimana diatur dalam UU No 32 Tahun 1997 tanggal 5 Desember 1997, berdasar nas-nas Al-Qur an dan Hadits Nabi, serta pendapat para ulama fiqih, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam muamalah. Meskipun kalangan ulama Syahi i berpendapat, dengan menggunakan konsep-konsep akad istitsna, Perdagangan Berjangka Komoditi tidak dibenarkan karena bertentangan dengan kaidah umum yaitu tentang obyek transaksi harus nyata, namun, menurut Ibnu Taimiyah, larangan menjual barang yang belum ada tersebut bukan karena tidak adanya barang itu, melainkan karena tidak jelas, apakah barangnya nanti dapat diserahkan ataukah tidak Apabila barangnya belum ada, tetapi ada jaminan dapat diadakan atau diserahkan kemudian, maka hal itu diperbolehkan. Perdagangan Berjangka yang dikembangkan pada masyarakat kontemporer modern mendapat dukungan kaidah fiqih, utamanya dari sisi istihsan dan atau mashalihul mursalah , yaitu tuntutan kebutuhan ekonomi modern perdagangan dan perlindungan para petani masyarakat. Perdagangan Berjangka Komoditi tidak mengandung hal-hal yang bertentangan atau dilarang oleh Syariat, karena. Perdagangan berjangka adalah resmi legal , mempunyai aturan yang jelas dalam peraturan-perundangan. Perdagangan berjangka tidak mengandung spekulasi dalam arti untung-untungan , tetapi justeru dengan lindung nilai hedging dan pembentukan harga price discovery memberikan perlindungan kepada para petani-produsen. Perdagangan berjangka memiliki fungsi sosial-ekonomi, yaitu perlindungan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, berbeda dengan perjudian atau gambling, mengandung unsur untung-untungan dengan resiko yang tinggi serta tidak memiliki fungsi ekonomi bagi kesejahteraan kemaslahatan masyarakat secara umum. Menurut Yusuf Musa, perdagangan berjangka tidaklah tepat apabila dikategorikan sebagai salam dikarenakan banyak perbedaannya, diantaranya adanya syarat penyerahan harga penuh ketika akad dilakukan, sehingga perdagangan berjangka lebih tepat dikategorikan sebagai akad jual beli. Untuk memperoleh kejelasan yang lebih detail tentang pandangan Hukum Islam terhadap Perdagangan Berjangka Komoditi ini, kegiatan seminar ini perlu ditindaklanjuti dengan kajian yang lebih mendalam dalam bentuk workshop yang melibatkan para pelaku, serta pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam perdagangan berjangka komoditi ini sumber. Menyimak dari laporan di atas Bagaimana menurut teman-teman dan alasannya, apakah FOR EX itu HARAM atau HALAL. Diposkan oleh Benny Andhika Jam 1 53 00 AM. Artikel Blog Lainnya.50 Komentar Bagaimana Pendapat Anda, FOREX TRADING Halal atau Haram. ya itu dia kl forex trading tidak legal maka bisa di artikan haram kondisinya mereka punya aturan main dengan kata lain tata tertib yang harus di patuhi dan resiko ap yang bakal di peroleh kl meneurut saya mah sah2 aja malah kl yang mau di pertanyakan konsep bank apakah riba. Masih ada point akhir yang perlu ditegaskan bro Yang ini neh. Untuk memperoleh kejelasan yang lebih detail tentang pandangan Hukum Islam terhadap Perdagangan Berjangka Komoditi ini, kegiatan seminar ini perlu ditindaklanjuti dengan kajian yang lebih mendalam dalam bentuk workshop yang melibatkan para pelaku, serta pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam perdagangan berjangka komoditi ini. ntr ntr gw nanya dulu ama ustadz gw dulu he he. Alow bro, menurut saya Haram atau tidaknya gampang banget kok dilihatnya pertama khan kalo Haram tuh biasanya sesuatu hal p ekerjaan dan keuntungan yang diraih tanpa kerja keras sedikitpun atau tiba2 untungnya gede layaknya permainan judi yang hanya mengandalkan feeling atau keberuntungan itu bisa disebut HARAM Itu dari segi agama lho Terus jika meraup keuntungan tiba-tiba dan besar secara kaget begitu udah pasti RIBA Tapi maaf yah saya bukan kontra dengan Forex, saya juga Pro kok, karena saya juga bermain disana, yang intinya saya tidak merugikan orang lain, alias main pakai uang sendiri dan endak memainkan uang orang lain, rugi ya rugi sendiri, untung dinikmati keluarga dan orang banyak Begitu ajah Sekian Hormat Grak. Sepertinya seh mengarah ke haram ya, soalnya kan tebak2an juga waktu transaksi, bisa saat itu untung bisa rugi, gak jauh dengan judi Tapi itu kan sebatas pandangan saya yang awam lho. hm forex trading ririn ga ngerti nih jadi sist, bro p dagangan berjangaka itu gimana hehe, maap2 abis,,dipostingnya ga dijelasin trus di pelajaran ekonomi sma juga ga ada hehe. Waduh, saya gak ngerti tuh, bro ya, I kuti hati nurani aja Selalu ada dua sisi yang bertentangan Sekarang tergantung pilihan kita aja, hehehehe Pilihan itu masalah personal kan. Aku ga terlalu paham dengan Forex, jadi aku ga akan bilang bahwa itu halal ato haram Lebih baik tanya dengan orang yang lebih paham hukum Islam misal alim ulama , selain itu tanya juga musti tanya pada hati kecil kita sendiri Jangan tanya mbah Google, mana tau dia D. Waaahh aku juga gak terlalu paham dengan Durex eh salah Forex mas jadinya gak bisa urun rembug Lhaaa kalo orang ngeblog tuh kira-kira dapet pahala gak ya mas. Kalo menurut pendapat saya, sah2 aja kok Haram itu bisa diartikan kalo kita mendapatkan uang secara ilegal contoh nyuri nyopet, ngrampok dsbny FOREX khan ada proses jual-beli Prinsip org berdagang adalah, beli dg murah lalu jual dg harga mahal Kesimpulannya, FOREX juga bagian dari proses perdagangan. aku pikir ini mau menawarkan bisnis gak taunya bahas halal haram ya lam kenal mas. menurut saya forex itu bisa haram bisa juga dari dir i kita sendiri mau kita jadikan seperti apa forex hal nya kita berjualan sayur di pasar bila kita mencurangi pembeli otomatis itu akan menjadi haram karna kita sudah bermain curang, sama hal nya dengan forex bila kita bermain tanpa perhitungan, analysa, tanpa tehnik hanya mengandalkan feeling seperti yang di katakan mas arisna diatas mungkin akan menjadi haram karna sama dengan judi, tapi bila kita bermain dengan analysa terus teknik dalam forexs karna itu membutuhkan pemikiran saya rasa tidak akan menjadi haram kecuali kita menerima swap nya itu sih menurut saya aja entah haram ato tidaknya hanya allah yang tau kadar keislaman kita untuk menilai sesuatu yang haram. aduh gak tahu ya, masalah halal dan haram kan ada aturannya, tapi biar Tuhan saja yang punya segala hukum yang nentukan. Forex legal brooo kan bukan termasuk togel ato judi forex kan naik turunya mata uang D sok tau. forex itu judi ga ada yang tau mo kemana arahnya, semua teknis dan fundamental ga jamin 100 pergerakan harga, b egitu juga dengan dagang bakso, dagang baju, lomba baca puisi, daftar jadi caleg, mo naek pesawat terbang, maju-mundur, kanan-kiri itu semua judi, hidup itu adalah meja perjudian yang sangat besar. Wew akhirnya nemu juga nih thread saya pinjam untuk posting di blog saya ya mas tapi gak time mungkin cape ngurusin blog Artikel ini sependapat dengan saya forex HALAL bro kata guru ngaji saya juga begitu asalkan dana yang dipakai untuk berbisnis forex bukan uang panas nn nitip link ya mas. Gampang Cek aja, setelah beli Mau beli JPY, NZD, liat ada logo halalnya gak. kalo ada berarti halal. kalo menurut aku sih bisa halal kok soalnya yah seperti yang sudah dibahas diatas forex itu khan jual beli uang tapi bukan dengan memperhitungkan bunga renten yang digunakan disini adalah felling serta analisa yang kuat sehingga kita tidak rugi salah menentukan langkah mata uang mana yang kita ambil dan yang mana yang kita lepas lagipula kalaupun juga dikatakan haram dari sudat pandang yang mana yang menyataka n hal tersebut menurut aku bila kita beli mata uang satu negara maka kita secara tidak langsung membantu negara tersebut meski kecil tapi efek yang diakibatkan sangatlah besar sehingga bisa mendongkrak nilai tukar mata uang mereka untuk naik. Kalau menurut saya halal, dengan membeli sebuah mata uang sama seperti kalau kita membeli saham Kalau kita beli USD misalnya berarti kita percaya bahwa perekonomian US bagus dan nilainya akan naik Begitu juga sebaliknya kita akan jual kalau nilai perekonomian US turun Jadi sama kaya saham kalau nilainya akan naik kita beli, kalau akan turun ya dilepas. Namanya juga usaha kalau ga untung ya ga jual beli. Sampai saat ini masih banyak pro dan kontra soal halal-haram nya forex Tapi menurut saya, forex itu halal, karena yang terjadi adalah jual beli mata uang, sama dengan money changer, apakah itu haram Saya pernah baca artikel mengenai ini juga, sama seperti yang dijelaskan diatas Perdagangan sah jika ada barang yang diserah-terimakan dan disertai akad B arangnya jelas dan nyata yaitu uang, sedangkan akadnya juga jelas, saat mendaftar account ada perjanjian TOS dan saat open order adalah waktu akadnya. kalo saya, masi setengah2 antara halal haram ttg forex tapi yang mau saya komentari, kalo dibilang barangnya jelas, jelas2 kita gak terima barangnya kita beli, terus jual lagi jadi jual beli selisih disini, bukan jual beli mata uang margin. dan mirip dengan taruhan, misal kita bertaruh pada pertandingan bola misalnya, pilih tim A USD berharap menang ternyata B YEN menang yawda rugi sama kalo kita pasang pair USDYEN, kita berharap dolar menguat terhadap yen, e ternyata melemah yawda kita rugi kalo close pada saat itu Bedanya kalo pertandingan bola udah jelas kapan harus closed , kalo forex nggak jadi bisa aja nanti dollar menguat. kalo forex dibilang ada yg untung ada yg rugi, sebenarnya sama juga dengan mata uang ril gak harus ditradingkan juga dah terasa koq misalnya rupiah melemah terhadap dollar, ya yg megang rupiah umumnya org Indonesia akan rugi dan yg megang dollar akan untung untung rugi pada saat itu jadi ya unsur untung rugi, yang satu untung, yang satu rugi pasti ada, gak hanyaa di forex, tapi dalam dunia yg lbh luas. dan bedanya kalo jual beli barang, ada penambahan nilai jual misalnya dikemas, dibentuk , dan margin keuntungan yg diharapkan So, keuntungannya dari hasil itu, bukan dengan fluktuatifnya harga tapi ada juga yg cuma kulakan barang, dipajang, terus ambil untung misalny pedagang laptop dia beli laptop dari pabrik, terus gak diapa2in dijual lagi itu namanya jual jasa juga nah kalo forex ini bisa gak dibilang jual jasa gak waktu kita open, udah pasti ada selisih antara jual n beli, itu fee jasa mereka pas closed ya itu yg berlaku pada saat itu sama kayak penjual laptop tadi pas mau jual kurs rupiah menguat drastis sedangkan dia beli sesuai dgn kurs dollar juga jadi ya bisa dibilang, pada saat rupiah menguat, dia pun harus menurunkan harga jualnya kalo harga beli lebih mahal daripada harga jual, ya dia r ugi. Jadi sebenarnya mata uang ini berpengaruh pada semua sektor dan forex ini kebetulan berhubungan forex itu juga efeknya sama dengan penjual2 yang menggunakan kurs sebagai patokan Soo. kalo forex ini yg pasti ada brokernya tujuannya apa untuk memfasilitasi jual beli margin mata uang nah produk margin mata uang ini pulalah, halal atau haram ada gak yg jual beli misalnya margin harga kambing harga tanah harga baju cuma marginnya, barang realnya gak ada ya kalo pun iya ya mirip2 forex itu tadi, margin emas. bedanya ma saham, kalo saham, dengan membeli saham, berarti membeli kepemilikan perusahaan itu juga mungkin kalo proporsi sahamnya gede baru terasa ya pengaruh kepemilikan saham kita terhadap itu perusahaan kalo forex, bisa gak kita dibilang ada kepemilikan terhadap dollar atau yen itu tadi bisa saja dibilang gt, akan tapi toh harus dikonversikan ke mata uang basic kita deposit, misal USD jadi hmmm mungkin tulisan ini juga blm menjawab si sama, pemahaman saya juga blm yakin haram halal , tapi yang menjadi harapan saya mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan n ada feedback dari dimuatnya tulisan saya ini trims. Menurut saya HARAM, trading itu JUDI, disana tidak ada perdagangan melainkan JUDI semata, karena yg profit untungnya dari yg loss profit, sedangkan bila trader semuanya profit tidak ada yg loss kalah maka perusahaan trader tsb rugi, bayangkan bila semua trader profit dan profitnya itu melebihi kekayaan perusahaan trader tsb pasti bangkrut emang uang itu bisa dengan dibuat dengan mudah tanpa tahu asal muasalnya ini jelaslah gambling, dlm trading tugas anda adalah menjadi peramal, peramal sekelas mama laurent pun bisa kalah bila ikutan trading, dijamin pesan saya anda coba ikutan trading, maka anda akan menemukan sayapun pernah ikutan trading. BERKAT dari TUHAN Kalau melakukan pekerjaan dengan nafsu, sampai lupa segalanya Ini ga halal Why Kenapa Karena semua pekerjaan yg resmi ada UUD nya, tentu berkatnya diatur oleh Tuhan Berkat, rejeki kita udah diatur dari sonon ya Kita mua jungkir balik seperti apa, berkat udah diatur, udah ditakar oleh Tuhan So kenapa kita mesti kerja keras sampai lupa segalanya Nah ini yg saya sebut tidak halal lagi. Kerja ya kerja, tapi jangan nafsu, entah itu kerja jadi karyawan kantor, buka toko, jadi dokter, kalau dilakukan dengan nafsu sampai lupa segalanya, namanya tetap tidal halal Padahal pekerjaannya dokter, kok bisa ga halal Padahal pekerjaannya karyawan kantor, kok ga halal Paham ya Itu menurut saya lho. TRADING dan DOKTER, HALAL mana Bagaimana dengan trading forex, halal tidak Sama aja Kalau kita trading dengan nafsu, pagi siang sore malam, lupa segalanya Ya tentu ga halal lagi Disini memang ditekankan ada unsur uang yg dimainkan, sebetulnya sama aja mau buka warung, juga pake uang Mau jadi dokter juga dapat uang Betul Jadi buka soal unsur uangnya Kita liat itu semua sebagai pekerjaan Betul. CAPABLE Disisi laen ada unsur capabilitas Kita capable tidak dengan pekerjaan kita Kita mampu tidak dengan pekerjaan kita Kal au bekerja sebagai dokter tentu ada ijazah nya Kalau dokter gadungan tentu ga halal Karena menipu, karena pasti ga punya ijazah Ini mudah dibedakan, karean ada unsur pendidikan dan gelar yg disandang. BUKA WARUNG HALAL atau JUDI Terus bagaimana dengan orang buka warung atau orang trading forex Apakah ada unsur pendidikannya Nah ini yg rancu kita bicarakan Makanya kembali ke manusianya Apakah kita sudah melengkapi dengan pengalaman yg memadai Meski cuman buka warung, capable tidak kita dengan barang dagangan di warung kita Kalau kita asal nafsu buka warung, padahal tidak ada pengalaman sama sekali Dan tidak survei, kira2 laku tidak barang dagangan di warungnya Siapa pesaing warung laennya Dllnya Ini saya sebut udah judi Meski orang bilang buka warung itu halal Betul. FOREX, ACCOUNT, CAPABLE dan JUDI Nah demikian juga dengan trading forex, kalau kita tidak melengkapi dengan segala kemampuan yg diperlukan Saya katakan judi Kenapa Lha apa pantas, orang baru belajar 2 minggu, kemudian memegan g account 20 000 usd untuk ditardingkan Oke lah tidak usah melihat jumlah uangnya, itu hak masing2 orang Oke lah saya yakin ada yg kehilangan uang 20 000 usd dalam 2 hari juga masih santai dan malah ketawa-tawa No problem katanya, cuman 20 000 usd kok, bukan 2 000 0000 usd Oke sekal lagi saya terima alasan ini Karena ini juga uang kamu, bukan uang saya Betul Tapi konteks yg kita bicarakan buka soal uangnya, jumlahnya berapa Tapi soal capable kita, kemampuan kita Kalau kita melakukan sesuatu tidak dengan capable, tidak melengkapi dulu dengan pengetahuan, belajar yg memadai, survei, nafsu Ini saya katakan judi. Jadi kalau orang di forex baru belajar 3 bulan, kemudian buka account, mau meraih keuntungan dan yakin bisa untung Ini saya katakan mereka berjudi Ini pendapat saya ya Maaf saja kalau orang laen tidak setuju Sah sah aja kan Hehehehe. ini murni bisnis spekulasi, dan sama seperti ijon, membeli padi di saat hijau dan berharap padi akan menghasilkan banyak disaat panen, lhaa kalo enggak salah satu dirugikan berarti ini haram. lhoo kok forex haram lha iya lha wong disamakan dengan spekulasi, trus mirip judi enggak. lha itu saudara kembarnya, sama sama pengen dengan modal kecil berspekulasi agar mendapatkan untung besar. lha kok ada yang bilang enggak haram 1 enggak tau hukum syar i nya 2 enggak mau tau hukumnya yang penting duit 3 bukan orang islam jadi enggak tau hukum yang berlaku buat ummat muslim. masih pusing juga silahken tanya saja di mungkin bisa lega. Kalau menerut sy sesuatu halal atau haram tergantung niat dan memanfaatkannya, contoh Menabung di bank bisa Haram kalau meniatkan untuk Bunga, tapi kalau untuk keamanan ataupun tabungan di kemudian hari apa Haram. Di Forex juga ada kemngkinan Haramnya kalau emang niatnya untuk tebak-tebakan, namun bisa jadi halal jika untuk jadi simpanan, melihat matauang kita terus anjlok maka kita beli yang lebih stabil dengan emas, atau yang lainnya. Untuk Kasus Lain juga demikian kok, pisau bisa jadi halal jika untuk masak atau kep erluan positif lainnya namun jika untuk membunuh manusia ya jadi haram donk pake pisau. nah yang udah jelas haram tuh seperti lokalisasi wts, tempat jugal minuman keras, dsb kenapa malah tidak dilarang. Dengan adanya Forex Trading ini juga dapat meminimalisasi Praktek Monopoli lho coba misalkan begini ada orang yang kaya memborong ssuatu mata uang maka nilainya menjadi naik, namun sebaliknya jika ada yang menjual dalam jumlah banyak, bisa ambruk tuh mata uang, nah dengan forex banyak orang bisa terlibat, ada yang berfikir beli dan jual ketika harga jatuh ada aja yang berfikir beli, oleh sebab itu akan mejaga stabilitas ekonomi kalau tidak nasib suatu bangsa bisa ditentukan oleh segelintinr orang lho Yang banyak uang. Namun dewngan forex nasibnyaa bisa jadi ditangan orang banyak asalkan jangan serempak seluruh dunia pilih jual maka ya hancurlah mata uang tersebut. Kalau Judi Kita tidak bisa melakukan kontrol, sys rasa porex kita masih bisa kontrol, kita juga bisa lakukan lock agar tidak rugi dan untung kalau ingin bertahan. Haram, banyak kejelekanna daripada keuntungannya. Secara fatwa MUI sih haram Tapi ada juga yang bilang halal dengan dasar-dasar yang relevan juga Kayak musik aja, ada yang bilang haram, ada yang bilang halal atau contoh lainnya rokok, fatwanya jelas haram tetapi ada yang tetap menghalalkan dengan dasar-dasar tertentu pula Kalo logikanya main forex dengan cara spekulasi alias tebak-tebakan alias untung-untungan, itu sama saja dengan berjudi, dan jelas judi itu haram Tapi maaf, saya main forex tidak dengan cara tebak-tabakan atau untung-untungan he he he he Saya trader bukan gambler hi hi hi. Salam Kawan, Sebelumnya maafkan saya kalo saya ikut nimbrung dalam blog ini, walaupun saya sendiri adalah bukan umat muslim, tp sejauh ini saya sedikit tau mengenai apa yang dikategorikan haram atau halal, pendapat saya secara pribadi, sejauh ini tidak ada alasan kuat untuk mengkategorikan FOREX business ke hukum HARAM, asumsi haram yang selama ini terhadap forex adala h menjurus ke perjudian, karena didukung faktor orang awam yang memandang dapat duit itu gampang di forex, saya sgt yakin 99,99 para trader yang profesional, tidak akan berani mengatakan GAMPANG cari duit di FOREX, justru yang bukan TRADER yang merasa itu adalah gampang, hanya enter BUY dan SELL tohh Come on bro apapun usaha yang dianggap HALAL, akan melalui proses BUY dan SELL jg, maaf kalo saya berbicara agak sedikit menyinggung, mungkin yang harus dibedakan dalam bisnis forex ini dengan bisnis umumnya adalah Smart Business or Workhard Business, bukan halal dan haram, sama seperti orang yang Work Smart and Work Hard , bayangkan seorang ARSITEK yang tdk bisa angkat batu, kerjanya hanya atur sana sini, bahkan campur semen aja ngk bisa, dibandingkan dengan kuli yang tiap hari kerja dan serba bisa, Setelah bangunan megah selesai, pernahkah ada yang menanyakan Kuli mana yang buat ini, tentu saja tidak, selalu saja ditanya Arsitek mana yang membangun ini , dalam hal ini yang saya mau jelaskan ad alah apakah semua orang bisa menjadi arsitek apakah gampang menjadi arsitek pandangan spt ini laah yang terjadi dengan FOREX, Sesungguhnya Forex bukanlah di BUY SELL, tp di analisa dan teknik prediksi, dan yang harus ditekankan antara prediksi dengan ramalan adalah berbeda jauh, Prediksi adalah mengumpulkan semua data2 yang pernah ada, membuat satu analisis yang beralasan, dan membuat satu keputusan yang ada faktor pendukungnya, Betul itu TRADERS sekalian kalo RAMALAN adalah mengusahakan mengetahui apa yang akan terjadi didepan, tanpa harus berhubungan dgn data2 sebelumnya dan memutuskan sesuatu tanpa hrs ada faktor pendukung, contoh adalah BMG Badan Metreologi Geofisika, makanya kalimat yang benar adalah RAmalan Cuaca, bukan Prediksi Cuaca Akhir dari penjelasan saya adalah Kita Pemuda Indonesia, saya harap bisa lebih terbuka mempelajari dan mengetahui sesuatu tanpa harus mengambil unsur agama untuk menghalanginya, Agama adalah suci, bukan dari hasil pemikiran manusia, ibarat seseorang b erlayar di lautan dengan perahu, maka saat itu perahu adalah sahabat terbaik kita, sesampainya didaratan, untuk beraktifitas apakah kita harus mengangkat perahu kita kemana2 karena Perahu tadi adalah sahabat baik kita ini hanya ilustrasi, maaf kwn2 sekalian, bukan bermaksud menggurui, ini hanya pendapat saya, Salam sEjahtera. Seperti bermain judi, pada Forex Index tidak membawa manfaat kontribusi sumbangsih bagi pihak lain selain berharap keuntungan pribadi saja dan membuat energy alam menguap Seperti bermain judi, pada Forex Index tidak mungkin kedua pihak sama-sama untung, pasti yang satu untung, yang lainnya rugi Seperti bermain judi, pada Forex Index ilmu dan keahlian seseorang tidak diberdayakan untuk kemajuan dunia, malahan memerosotkan potensi alam HARAM. Forex atau jual beli mata uang itu jelas halal, tapi kalo Main Forex baru masih remang-remang. Kenapa remang-remang Coba aja main forex di demo account, kita mempertaruhkan uang kita untuk prediksi kita kalau prediksinya benar, kit a untung, kalo prediksi salah kita rugi Lha siapa yang paling untung yang jelas untung adalah broker dan afiliasinya yang maen mo rugi mo kalah, broker dan afiliasi udah dapet komisi duluan melalui spread yang ditetapkan. Kalo ingin untung di forex, mendingan jadi afiliasi aja, atau jualan sinyal, atau jualan ebook Lagian kalo benar ada yang jago Main Forex ngapain juga masih jualan sinyal, robot, atau ebook ya udah gratisin aja hehehe Wong seorang trader sejati per harinya bisa jutaan bahkan puluhan juta di saldonya barangkali hehehe. forex adalah JUDI Broker bandar judi, trader pemain judi Trading forex berjudi lewat nilai tukar mata uang Bila kita mengira nilai tukar akan naik, maka kita melakukan BUY, dan bila ternyata nilai tukar benar-benar naik, maka kita untung, broker rugi Demikian sebaliknya Bila kita memprediksi nilai tukar akan turun, maka kita melakukan SELL, bila ternyata nilai tukar benar-benar turun, kita untung, broker rugi, juga sebaliknya, demikian seterusnya Apapun al asan orang, hadist atau ayat apapun yang dikutip yang jelas logika bermain forex memang menggunakan logika judi walau udah tahu begitu, herannya masih banyak orang yang suka bermain forex, termasuk saya gitu loch. hmmm indahnya islam yang telah mengatur segala urusan kehidupan ini mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. bagaimanapun hal ini adalah memerlukan rincian yang detail. apa itu forex bagaimana sistem kerjanya dll. setelah kita mengetahui apa itu forex dan benar2 mengetahuinya secara detail maka barulah kita kita dapat menentukan hukumnya sesuai alquran dan As sunnah dan bukannya menghukumi sesuatu hanya dengan pengetahuan yang setengah2 saja. tidaklah ADA satu permasalahanpun dalam kehidupan ini melainkan telah ada jawabannya dalam agama ini. Kaidah islam mengatakan.-semua ibadah hukumnya HARAM untuk di lakukan kecuali apabila ada dalil YANG MEMERINTAHKANNYA - semua muamalah perdagangan dan lainnya hukumnya BOLEH untuk dilakukan kecuali apabila ada dalil YANG MELARANGNYA. maaf pada saat ini saya belum dapat membantu mengungkapkan hukumnya secara mendetail dengan berbagai dalil yang ada. saya setuju dengan pendapat. Kalau Judi Kita tidak bisa melakukan kontrol, saya rasa pada forex kita masih bisa kontrol, kita juga bisa lakukan lock agar tidak rugi dan untung kalau ingin bertahan. dan juga saya setuju. Kalo logikanya main forex dengan cara spekulasi alias tebak-tebakan alias untung-untungan, itu sama saja dengan berjudi, dan jelas judi itu haram Tapi maaf, saya main forex tidak dengan cara tebak-tabakan atau untung-untungan he he he he Saya trader bukan gambler hi hi hi. dan maaf saya sangat-sangat tidak setuju sekali dengan sebuah kalimat. kita Pemuda Indonesia, saya harap bisa lebih terbuka mempelajari dan mengetahui sesuatu TANPA HARUS MENGAMBIL UNSUR AGAMA untuk menghalanginya XX. thanks wallahu a lam. yang namanya haram dalam perdagangan dan judi tentu ada sebabnya alias ilat yang menyebabkan perkara itu diharapkan, bukan masalah untung dan rugi aja kalo unsur peny ebab penyebab keharaman tersebut ada dan terdapat dalam forex maka forex itu menjadi haram posting ini, dag banyak pendapatnya namun hanya dari kalangan pemain praktisi forex, belom ada dari kalangan ahli hukum islam yang komen di sini masalahnya para pakar sendiri gak paham betul tentang mekanisme forex yang haram itu jelas, dan yang halal itu juga jelas diantara keduanya ada beberapa masalah yang abu abu yang hanya sedikit sekali orang yang tahu hukumnya jangan asal putus haram dan halal seenak sendiri emangnya islam itu agamanya yang buat engkong lhooo hukum islam udah di putuskan oleh Allah dalam Quran dan Hadist tinggal kita mau gak mempelajarinya atau bertanya pada yang lebhi tahu tentang keduanya seorang alim alquran dan hadits yang baik bukan saja orang yang japal atau udah dapat gelar tinggi dalam bidang hukum islam saja tapi harus orang yang benar benar wirai menjaga agamanya agar ia bisa memutuskan suatu hukum secara benar dan jernih atas dasar alquran dan hadits bukan atas dasar nafsunya dengan memanfaatkan alquran dan hadits jual beli sistem ijon emang haram karena barang yang dijual beli belum jelas apakah nanti ada hasilnya atau gak lalu apakah forex bisa dipastikan ada judi haram karena itu bukan jual beli tapi tebak forex itu jual beli bukan hanya tebak tebakan yang gak ada barangnya menurut saya tidaks emua unsur spekulatif menjadi penyebab keharaman karena yang namanya jual beli, dagang dan bisnis lainnya juga ada unsur spekulatif. menurut saya Perdagangan Berjangka Komoditi beda dengan forex Perdagangan Berjangka Komoditi udah jelas barang yang dijual belikan sedang forex jual beli uang dengan dasar spekulatif pasar yang tidak bisa kita tentukan harganya kalo saya jual cendol pingin saya kasih tarif berapapun terserah saya 10 ribu satu gelas atau 5ribu juga bebas masalah laku itu spekulatif saya dalam menentukan harga lalu bagaimana dengan forex gak bisa seperti itu toh. Forex hukum jual beli beli ketika murah dan ketika mahal Kisaran harga ngak ja uh2 amat dr yg ada di grafik Hal ini bs terjadi 1-tak tentu bnyaknya hari untuk kita jual lg dngan kisaran harga yg kita mau Masalah nya bnyak trader yg melakukanya dlm hitungan jam beli dan berharap naik untung. waduhhh jadi ragu juga neh jadinya mungkin bisa di katakan haram karna nggak jelas barang yg kita beli cuma dapet untung dari selisih nilai tukar tapi selisih itu bagi saya masih bisa di bilang halal, karna perdagangan memiliki keuntungan dari setiap selisih harga jual sedangkan judi tidak seperti itu, keuntungan dalam judi karna ada lawan yang kalah, bukan dari selisih harga jual. ingin lebih paham halal apa haram silahkan buka link tulisan hamim. forex itu halal bahkan udah disah kan MUI Ditetapkan di Jakarta Tanggal 14 Muharram 1423 H 28 Maret 2002 M. DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA. halal kalau cara mendapatkannya dengan berbagai analisis, update info dll yg memerlukan pemikiran haram kalu caranya asal nebak arah aja. Klo lost haram klo profit halal gitu aja repo t. kalo menurut saya sendiri sih dalam ekonomi syariah tidak ada yang namanya perdagangan mata uang. karena ekonomi syariah hanya menggunakan satu mata uang yaitu dinar. maafkan saya jika salah. Selamat sore bro Wah seru sekali perbincangan di sini, yang jelas marilah kita tingkatkan skil dan pengetahuan kita yang luas tentang forex sebagai ladang rejeki, Insya Allah Kunjungi blog saya juga hehe. BERDASARKAN FATWA MUI FOREX itu HALAL. TETAPI TRADING FOREX ONLINE itu HARAM karena trading forex online itu bukan transaksi spot Sedangkan di FATWA MUI, trading forex itu halal jika trading spot Model trading forex online itu bukan model transaksi spot jadinya haram. Trading online termasuk trading emas, komoditi, saham yang internasional itu masih haram karena jenis transaksinya itu non-spot. Bedakan dengan Saham di Indonesia, jika niatnya adalah penyertaan modal bukan sekedar untung dari selisih harga, itu halal Karena penyertaan modal itu statusnya investasi alias menerapkan prinsip mudhorobah dal am islam. kalo aku masih ragu karena uang itu sebenarnya adalah hanyalah alat tukar, BUKAN komoditi dagang Jadi uang hanyalah untuk memudahkan pertukaran dagang kalau untuk dagang dalam arti menukar uang dengan uang untuk mencari untung, itu sama dengan riba Kecuali kalau dangang emas, perak dll yang nilainya jelas bisa dilihat dari barangnya Atau dagang jasa yang jelas ukurannya. Masalah ini yang bikin aku gak pernah nyoba forex,,coz belum jelas hukumnya,,ada 2 kubu yg bikin pening,,ada yg bilang HALAL, Ada yg bilang aku nyoba bisnis yg laen aku nunggu ada orang yg mw brtnggung jawab, dan mau menanggung dosa, jikalau forex itu halal ato haram,,biar bisa maen kidding. menurut saya judi itu halal dan harus kita ikutin nah yang haram itu kalau kalah itu HARAM banget kalau menang itu 100 HALAL jadi mari kita sukseskan berjudi. YG jelas hukumnya HARAM ada spekulasi dan bisa jadi uang kalian langsung amblassss sama dengan berjudi judi dan judi. Poskan Komentar. Tolong gunakan dalam memasukkan URL NO SPAM. Hukum Forex Dalam Islam Antara Halal dan Haram. Hukum Forex Dalam Islam Antara Halal dan Haram Forex Foreign Exchange ni adalah sistem jual beli mata wang asing yang mana kita sendiri tahu akan berubah dari semasa ke semasa mengikut kedudukan ekonomi sesebuah negara. Hukum Forex Dalam Islam Antara Halal dan Haram. Sebenarnya aku memang dah agak pasti akan ada yang bertanya mengenai hukum dalam FOREX ni dan aku dah kaji benda ni dahulu sebelum aku menceburi dan mempelajari ilmu tentang analisis dalam dunia forex ni Ini adalah susulan daripada entri aku yang bertajuk testing forex kali pertama menggunakan akaun demo tempoh hari. Antara kajian yang aku lakukan adalah meng google hukum mengenai forex dalam islam dan aku dapati kebanyakkannya berkongsi mengenai isi yang sama iaitu fatwa yang dikeluarkan oleh Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan yang dikeluarkan sekitar pertengahan tahun lalu. Hukum Forex Haram atau Halal. KOTA BHARU Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan memutuskan umat Islam haram mengama lkan sistem perniagaan pertukaran wang asing Pengerusi Jawatankuasa itu, Tan Sri Dr Abdul Shukor Husin, berkata ini kerana perniagaan yang dilakukan melalui pertukaran wang asing forex seperti itu tidak menepati hukum syarak dan menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam. Hasil kajian Jawatankuasa ini, kita dapati perniagaan yang membabitkan pertukaran wang asing membabitkan spekulasi mata wang dan ini bercanggah dan berlawanan dengan hukum Islam. Oleh itu, Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan memutuskan bahawa umat Islam diharamkan daripada mengamalkan sistem perniagaan cara demikian, katanya kepada pemberita selepas mempengerusikan mesyuarat Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Ke-98 di sini hari ini. Abdul Shukor berkata, banyak isu yang meragukan mengenai perniagaan pertukaran wang asing, oleh itu umat Islam tidak perlu menceburkan diri, tambahan pula kegiatan itu membabitkan penggunaan internet di kalangan individu yang menyebabkan untung rugi tidak menentu. Lain-lain jenis perniagaan pertukaran w ang asing, seperti melalui pengurup wang atau dari bank ke bank dibenarkan kerana ia tidak menimbulkan spekulasi mata wang atau untung rugi yang tidak menentu, katanya. Beliau berkata, keputusan lain yang turut dicapai dalam mesyuarat itu ialah mengharuskan umat Islam membuat pelaburan atau membuat simpanan melalui Skim Sijil Simpanan Premium yang dikendalikan Bank Simpanan Nasional BSN. Katanya, keputusan itu dibuat selepas jawatankuasa berkenaan berpuas hati dengan kaedah pelaksanaannya melalui taklimat yang disampaikan oleh pihak penal syariah Bank Negara pada muzakarah itu. Pada mulanya, kita meragui tentang kaedah pelaksaaan skim itu tetapi kita berpuas hati selepas sistem perniagaan skim itu ditukar konsep Islam iaitu Mudharabah, katanya BERNAMA. Penjelasan Ustaz Hj Zaharuddin Tentang FOREX. Kepada yang masih kurang jelas, aku harap sangat korang dapat tengok sendiri dahulu dan dengar penjelasan daripada beliau mengikut hukum FOREX dalam islam Beliau adalah orang yang mahir dengan sis tem forex yang dijalankan oleh bank-bank di seluruh Malaysia dan melabelkan sistem forex ini ada dua cara Jom saksikan. Lagi ulasan daripada pakar ekonomi islam Ulasan. Artikel mengenai fatwa yang dikeluarkan oleh Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan itu langsung tidak menceritakan tentang sistem forex yang sebenarnya seperti mana yang diterangkan oleh Ustaz Zahiruddin. Dalam artikel di atas, point yang pertama yang menyebabkan untung rugi tidak menentu itu LANGSUNG tidak boleh dipakai kerana dalam perniagaan itu sendiri mana ada yang untung setiap masa dan semestinya untung rugi itu pasti ada Point yang kedua pula Lain-lain jenis perniagaan pertukaran wang asing, seperti melalui pengurup wang atau dari bank ke bank dibenarkan Sedar atau tidak, perniagaan pertukaran wang asing itu sebenarnya adalah sama adalah dengan Forex foreign Exchange yang dilakukan oleh trader Cuma perbezaannya ialah cara mata wang itu ditukarkan Ia seolah-olah membenarkan apa yang baru sahaja diperkatakan salah. Aku sendir i sebenarnya tak berapa suka dengan informasi yang dikongsikan dalam media massa kat Malaysia ni sebab kebanyakkannya ditokok tambah untuk kepentingan sendiri sekalipun dalam soal hukum. Point yang ketiga, yang tak boleh blah, anda digalakkan untuk melabur dalam Sijil Simpanan Premium SSP yang seolah-olah mempromosi orang ramai untuk menggunakan sistem itu daripada pihak bank BSN Yang ini tiada kena mengena dengan hukum FOREX Sila abaikan. Aku lebih gemar untuk mendapatkan penjelasan kalau berkenaan dengan hukum islam daripada ustaz atau ahli ulama yang mempunyai dua perkara. Yang pertama beliau haruslah sangat arif dalam hukum hakam agama islam. Kedua beliau mempunyai pengalaman dan sememangnya serba tahu tentang sesuatu perkara itu sebelum membuat andaian mengikut hukum syarak. Bukanlah maksudnya aku memandang rendah dengan fatwa yang dikeluarkan oleh. Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan tetapi alangkah baiknya kalau disertakan dengan fakta yang sebenar seperti mana yang diperkatakan oleh Ustaz Zahiruddin dalam video tersebut. Secara keseluruhannya, FOREX itu ada halal dan haramnya mengikut keadaan tersebut dan untuk pengetahuan anda semua, kebiasaannya trader FOREX ini hanya mengamalkan trade mata wang secara sendiri dengan membuat analisa yang mantap sebelum melakukan trade dan ini dinamakan spot trading dan bukannya foward trading. Apa itu spot trading dan foward trading ni Jadi apa hukum FOREX yang sebenarnya Segalanya ada diceritakan dalam video selama 7 minit lebih di atas Ayat paling aku suka. Jangan bagi fatwa yang general, yang umum Contoh macam hukum makan ayam Halal ke tak Mestilah halal Tapi kalau tak sembelih dengan cara islam Halal ke haram Sama sahaja dengan hukum FOREX ini. Buka akaun trading percuma dan dapatkan bonus.

No comments:

Post a Comment